Geopark Silokek Menuju Pengakuan dari UNESCO - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

17 Agustus 2021

Geopark Silokek Menuju Pengakuan dari UNESCO

SIJUNJUNG, POTRETKITA.net – Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, sudah punya taman bumi (geopark), dan taman itu masuk ke dalam Geopark Ranah Minang. Namanya Geopark Silokek.

Gerbang masuk kawasan Taman Bumi Silokek.

Selain menjadi tambang ilmu pengetahuan dan informasi, taman bumi juga merupakan destinasi menarik di sektor pariwisata.


‘’Geopark Silokek sudah diusulkan untuk mendapatkan penetapan dari UNESCO, dan untuk mendapatkan keputusan dari badan khusus PBB bidang pendidikan itu, harus ada dukungan dari Pemprov Sumbar,’’ kata Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, didampingi Kepala Dinas Pariwisata Adrinaldi.


Saat ini, sebutnya, Taman Bumi Silokek memang belum mendapat keputusan dari UNESCO, tetapi akan kembali diusulkan pada 2022 nanti. Kini, tambahnya, Silokek sudah tergabung ke dalam Geopark Ranah Minang. Pemprov Sumbar pun mematok target, Silokek sudah mendapat pengakuan UNESCO selambat-lambatnya 2024 nanti.


Di Kabupaten Tanah Datar, saat ini pemerintah daerah juga sedang berusaha masuk ke Geopark Ranah Minang dengan mengusung Danau Singkarak. Untuk mematangkan usaha itu, Bupati Tanah Datar bersama Sekda H. Edisusanto dan Kepala Bagian Humas Protokol Yusrizal pun berkunjung ke Taman Bumi Silokek.

Bupati Tanah Datar Eka Putra didampingi Sekda H. Edisusanto, saat berkunjung ke Geopark Silokek.
‘’Untuk usulan Geopark Danau Singkarak ne nasional, kami sarankan membuat master plan terlebih dahulu, baru direncanakan pembangun dan pusat informasinya. Kalau ada sembilan yang akan diusulkan, matangkan dulu agak tiga,’’ saran Benny.


Kepala Dinas Pariwisata Tanah Datar Abdul Hakim menjelaskan, selain potensi taman bumi, daerah berjuluk Luak Nan Tuo itu juga potensi geosite, sesuai hasil penelitian tim ahli dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


‘’Dari penelitian Kementerian ESDM, ditemukan sembilan geosite, di antaranya breksi pulimik di belakang Istano Basa Pagaruyuang, Bukit Aur Serumpun, endapan Danau Singkarak purba, komplek Kipas Aluvial Danau Singkarak,  Jendela Batu Gamping Kuantan Singkarak, dan Goa Sopan Kijang Pangian,’’ ujarnya.


Hakim mengatakan, untuk mematangkan usaha menuju taman bumi di Danau Singkarak itu, pihaknya akan menggelar diskusi dengan semua unsur di seputaran Danau Singkarak, sekaligus melakukan sosialisasi.


‘’Kita akan membangun pusat informasi dan edukasi, sehingga masyarakat menjadi paham soal terbentuknya Danau Singkarak ini. Mereka diharap termotivasi mendukung pelestariannya, termasuk menjaga flora dan fauna yang ada di sekitar danau,’’ jelasnya.


BACA JUGA Pariangan Nan MolekNagari Sumpu Kini Berstatus Desa WisataAyo Berwisata ke Tanah Datar, Kita Nikmati Pesona Danau SingkarakLet's Go to Tanah Datar


Sementara menurut Bupati Eka, Danau Singkarak berada dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok, terbentuk akibat patahan lempeng. Potensinya cukup besar untuk dikembangkan, dengan sejumlah destinasi wisata pendukung lainnya.


Taman bumi, jelasnya, memang sudah sepatutnya pula terdapat di Kabupaten Tanah Datar, karena memiliki pesona alam yang mengandung nilai-nilai sejarah, serta dapat mengedukasi masyarakat dan mengundang wisatawan.


‘’Banyak keuntungan yang akan didapat dari geopark ini. Selain semakin dikenal masyarakat dunia, juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Bersamaan dengan geopark, destinasi wisata lain yang juga terus dikembangkan adalah Istano Basa Pagaruyuang, Nagari Tuo Pariangan, Puncak Pato, dan lain-lain,’’ katanya.(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad