Sering tak Hadir Rapat Sama dengan Lari dari Medan Jihad - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

28 November 2021

Sering tak Hadir Rapat Sama dengan Lari dari Medan Jihad

PADANG PANJANG, POTRETKITA.net - Setiap orang yang bersedia dan dipercaya memimpin Muhammadiyah, harus menunaikan amanah itu dengan baik. Bila diabaikan, konsekuensinya adalah berdosa, karena telah menyia-nyiakan kepercayaan.

Bersama jajaran PDM Pabasko.

‘’Menunaikan amanah itu penting. Setiap pimpinan harus mendedikasikan waktunya untuk menunaikan amanah dengan baik dan menjalankan tugas yang sudah diberikan,’’ kata Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Jamaluddin Ahmad, Sabtu(28/11), dalam rangkaian kunjungannya ke Sumatera Barat.


Jamal menegaskan hal itu, saat bertemu dengan jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tanah Datar, yang kemudian berlanjut dengan PDM Kota Padang Panjang dan Batipuh X Koto (Basko), dan Ahad (29/11) dengan jajaran PDM Kabupaten Pasaman Barat.


Secara khusus, pada pertemuan dengan PDM Padangpanjang Basko, Jamal yang pernah menjadi ketua umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu menegaskan, salah satu bentuk dari menyia-nyiakan amanah adalah tidak mengikuti rapat-rapat pimpinan tanpa alasan yang dibenarkan syar’i (hukum Islam).


‘’Memimpin, menghadiri, dan memberi kontribusi dalam rapat-rapat persyarikatan adalah bagian dari jihad. Pimpinan tidak boleh berkali-kali tidak mengikuti rapat, kecuali ada alasan syariah Islam yang membenarkannya. Sering tidak menghadiri rapat di Muhammadiyah, itu sama dengan lari dari medan jihad. Berdosa,’’ tegasnya.


Menurutnya, mengembangkan organisasi itu dimulai dari rapat dan sering bertemu sesama pimpinan. Kalau ada cabang dan ranting Muhammadiyah yang mati atau hampir tak terdengar lagi kiprahnya, Jamal menyebut, perkaranya pasti bermula dari selalu gagalnya rapat-rapat pimpinan.



Berbicara soal kekuatan Muhammadiyah, dia menuturkan, secara faktual berada pada cabang dan ranting. Itu artinya, imbuhnya, dalam konteks manajemen keroganisasian, cabang dan ranting bagi Muhammadiyah lebih tinggi posisinya dari PDM, PWM, atau pimpinan pusat.


‘’Bagaimana jadinya Muhammadiyah, bila cabang dan ranting tidak bergerak. Atau malah sama sekali sudah mati. Inilah yang jadi fokus LPCR beberapa tahun belakangan. Selain mendorong rapat-rapat pimpinan lengkap dan rutin, LPCR juga mendorong cabang dan ranting memperbanyak amal usaha, dan secara konsisten melakukan proses kaderisasi pimpinan,’’ tegas Jamal.


Menurutnya, kini sudah saatnya Muhammadiyah di tingkat cabang dan ranting itu dipimpin milenial atau generasi muda dalam rentang usia 40 tahun ke bawah. Beberapa cabang dan ranting Muhammadiyah terbaik nasional, tegasnya, malah dipimpin ketua yang berusia 29 tahun dan 30 tahun.

Bersama PDM Tanah Datar.

LPCR mendorong, sekitar 40 persen kepengurusan Muhammadiyah dan Aisyiyah di tingkat cabang dan ranting berusia di bawah 40 tahun. Kalau yang berusia di atas itu, tegasnya, turut mendampingi kolektivitas pengurus, tapi tidak pada posisi ketua. Di Muhammadiyah, tegasnya, tidak ada orangtua karena mereka akan terus beraktivitas sesuai amanah organisasi. Yang ada itu, tambahnya, orang yang sudah berusia tua.


Ketua PDM Pabasko Amiruddin dalam sambutannya menegaskan, organisasi Muhammadiyah kini memang harus dikembangkan dengan mengikuti irama zaman dan menyahuti kepentingan umat. ‘’Orang dulu telah mewariskan Muhammadiyah beserta amal usahanya. Kewajiban kitalah menerima warisan itu, merawat, dan mengembangkannya,’’ ujarnya.


Sementara Ketua LPCR PWM Sumbar Ki Jal Atri menekankan pentingnya meneladani kepemimpinan, dan kegesitan para pendahulu dalamm engelola Muhammadiyah beserta amal usahanya. Para pendahulu kita, tegasnya, telah berbuat banyak, dan kita hanya melanjutkan sebagai amanah yang harus ditunaikan.


LPCR Sumbar, menurutnya, sudah berkomitmen menyediakan waktu dan tenaga untuk mengembangkan Muhammadiyah, dan mewakafkan diri untuk memajukannya. ‘’Semangat yang disampaikan ketua LPCR PP harus jadi semangat kita bersama. Jangan lupa juga penyiapan administrasi, data, dan dokumentasi kegiatan dengan baik, karena itu penting sebagai bahan pelaporan. Jangan pernah berhenti memberi saran dan kritikan kepada sesama pimpinan, karena itu menjadi tanda sayang kita pada sesama warga Muhammadiyah,’’kata advokat senior Sumbar tersebut.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad