JAKARTA, POTRETKITA.net - Masyarakat diminta tenang, namun tetap waspada, pascagempa magnitudo 6,7 yang kemudian dimutakhirkan jadi magnitudo 6,6, yang mengguncang Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
akun twitter daryono |
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam rilis persnya bernomor 23.Pers/04/SJI/2022 yang disiarkan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Agung Pribadi menjelaskan, kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa bagian barat (sekitar Selat Sunda), dengan mekanisme sesar naik yang berarah relatif barat laut-tenggara.
''Gempa bumi ini merupakan gempa bumi interface yang terjadi pada bidang gesek antara kedua lempeng tersebut. Guncangan gempa bumi terasa cukup kuat di sekitar lokasi pusat gempa bumi dengan intensitas diperkirakan mencapai VI-VII MMI (Modified Mercally Intensity). Menurut informasi masyarakat guncangan gempa bumi dirasakan cukup kuat seperti di Jakarta dan sekitarnya dengan intensitas III-IV MMI, di Bandung dengan intensitas II-III MMI," ujar Kepala PVMBG Andiani.
BERITA TERKAIT : Gempa Besar Guncang Jakarta
Informasi sementara, sebut rilis pers itu, gempa bumi ini mengakibatkan kerusakan di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Provinsi Banten. PVMBG masih memantau informasi lebih lanjut dari berbagai sumber, lanjut Andiani.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terjadi gempa bumi pada hari Jumat, tanggal 14 Januari 2022, pukul 16:05:41 WIB. Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 105,26 derajat Bujur Timur (BT) dan 7,01 derajat Lintang Selatan (LS), berjarak sekitar 52 km baratdaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan magnitudo M 6,7 pada kedalaman 10 km.
Sedangkan menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 105,251 derajat BT dan 6,929 derajat LS dengan magnitudo M6,6 pada kedalaman 37,2 km. Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 105,34 derajat BT dan 6,84 derajar LS, dengan magnitudo M6,5 (Mw) pada kedalaman 44 km.
Lokasi pusat gempa bumi berada di laut, di perairan selatan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Daratan sekitar pusat gempa bumi pada umumnya berupa morfologi dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh endapan sedimen berumur Kuarter hingga Tersier. "Endapan Kuarter dan endaapan Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," ungkap Andiani.
Sehubungan dengan terjadinya gempa ini, Kepala PVMBG meminta agar masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya tsunami, namun masih berpotensi menyebabkan bahaya ikutan (collateral hazard) lainnya berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi, khususnya di lokasi yang berdekatan dengan pusat gempa bumi," jelas Andiani.
Himbauan agar tenang namun tetap waspada, juga disampaikan Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Dr. Daryono. ''Bagi saudara-saudaraku di Banten yangg rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa M6,6, termasuk rusak sebagian, rusak ringan, miring, mohon tidak ditinggali dulu, karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat rusak lebih parah atau roboh yang dapat membahayakan keselamatan penghuninya,'' tulisnya di akin twitter pribadinya.(MUS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar