JAKARTA, POTRETKITA.net - Gempa tektonik yang mengejutkan masyarakat Kepulauan Mentawai, Kamis (15/9) pukul 22.24 WIB, merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mekanisme sumber menunjukkan, gempa itu memiliki mekanisme naik atau thrust fault.
Gempa itu memiliki parameter Magnutido 5,1 yang kemudian di-update menjadi M4,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,07 derjat LS ; 99,53 derjat BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak dua kilometer arah Barat Laut Sipora Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada kedalaman 29 kilometer.
Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono menjelaskan, gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sipora dengan skala intensitas III-IV MMI, yakni bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Sedangkan di daerah Padang, gempa dirasakan dengan skala intensitas II-III MMI yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. "Hasil pemodelan menunjukkan, bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Kepada masyarakat dihimbau, sebutnya, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa, yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tegasnya.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar