DELI SERDANG, POTRETKITA.net - Dalam rangka mempercepat upaya penanggulangan bencana, Pemprov Sumatera Utara menetapkan delapan zona.
Zona 1 berpusat di Kota Medan, Zona 2 di Serdangbedagai, Zona 3 Kabupaten Labuhanbatu, Zona 4 Padanglawas Utara (Paluta), Zona 5 Mandailingnatal (Madina), Zona 6 Tapanuli Utara (Taput), Zona 7 Dairi, dan Zona 8 Gunungsitoli. Setiap zona memiliki tim terpadu yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI/Polri, lembaga/ instansi teknis dan relawan.
"Zonasi ini bertujuan untuk percepatan pertolongan korban bencana pada masa penyelamatan atau golden time," kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada pidatonya sebagai pembina upacara pembukaan Jambore Penanggulangan Bencana Sumut 2022 di Taman Jubelium, Sibolangit, Rabu (14/9).
Edy meminta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan kabupaten/kota, agar meningkatkan frekwensi latihan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggotanya. Apalagi, menurutnya, ada perubahan paradigma dalam penanganan bencana dari parsial dan bertahap menjadi terintegerasi.
"Sekarang menggunakan konsep terintegerasi yaitu penanganan pra bencana, tanggap darurat serta pascabencana secara terpadu dan komprehensif dan ada kalanya ini dilakukan bersamaan," kata Edy, sebagaimana dirilis Dinas Kominfo Sumut pada laman resmi sumutprov.go.id yang diakses dan dikutip, Kamis (15/9) sore.
Sumut memiliki 13 kabupaten/kota yang berisiko tinggi (rawan) bencana yakni Gunungsitoli, Mandailing Natal, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Asahan, Sibolga, Labuhan Batu Utara, Padang Lawas, dan Kabupaten Labuhan Batu.
Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan mengingatkan BPBD daerah untuk bersiap terutama jelang musim penghujan. "Seperti daerah lain, Sumut punya beberapa daerah rawan bencana banjir, banjir bandang dan longsor saat musim penghujan tiba. Upaya kita untuk saat ini adalah mitigasi, termasuk peringatan dini, edukasi dan sosialisasi karena kita hidup berdampingan dengan bencana alam," katanya.
Kepala BPBD Sumut Abdul Haris Lubis menyampaikan, Jambore Penanggulangan Bencana Sumut 2022 berlangsung 13-15 September 2022. Sekitar 1.000 peserta dari BPBD kabupaten/kota termasuk Pramuka, PMI, SAR, relawan, dan mahasiswa akan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan penanggulang bencana, koordinasi dan konsolidasi
"Kita ingin kegiatan ini menambah kemampuan dan wawasan semua peserta sehingga seperti kata Pak Gubernur semua sudah tahu harus berbuat apa ketika terjadi bencana dan apa yang harus dilakukan sebelum bencana," kata Haris.
Hadir pada Penanggulangan Bencana Sumut 2022 tersebut Wakil Bupati Deliserdang Ali Yusuf Siregar, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang dan unsur Forkopimda Sumut. Hadir juga Kepala BPBD se-kabupaten/kota, OPD Pemprov Sumut terkait, dan OPD kabupaten/kota.(*/mus)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar