Lagi, Anak Meninggal dalam Agenda Sekolah - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

15 Oktober 2022

Lagi, Anak Meninggal dalam Agenda Sekolah

KOMISIONER KPAI MEWAWANCARAI ORANGTUA KORBAN

DEPOK, POTRETKITA.net - Kasus anak meninggal dalam agenda kegiatan sekolah kembali terjadi. Kali ini, korbannya adalah Amira, siswa SMP Al-Hikmah Depok.


"KPAI baru saja bertakziah pada salah satu korban meninggal di kegiatan sekolah SMP Al Hikmah Depok. Ini bukan peristiwa pertama sejak seminggu musim hujan. Tapi terjadi di beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan di ruang alam terbuka yang menyebabkan siswanya meninggal," ujar Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Jasra Putra, M.Pd.


Orang tua korban, sebutnya, menerima berita duka ini dari WAG kelas lain, dan lanngsung bergerak ke lokasi. Dalam perjalanan, kembali mendapatkan kabar untuk langsung ke RSUD. "Ada permintaan otopsi, tapi kami menolak dan langsung mengurus kepulangan jenazah," sebut orangtua korban, sebagaimana ditirukan Jasra.


Kendari demikian, orangtua mengaku menyayangkan sikap sekolah yang tidak menelpon langsung. Hal itu dikarenakan komunikasi ibu korban dengan sekolah yang meminta kegiatan hanya di perkemahan, tidak seberang atau susur sungai.


Ayah korban mendengar peristiwa tersebut, ketika sedang bertugas pengawalan dari arah Puncak Bogor menuju Jakarta.


Dalam dialog bersama KPAI, ayah korban mengenang ananda Amira sebagai anak yang semangat dalam menjalankan aktivitas sekolah, hampir setiap hari pulang sore, kalau dia capek paling tertidur.


Saat ini, ujarnya, Polres Bogor sedang melakukan penyelidikan atas peristiwa, karena ada beberapa korban yang meninggal, dan juga ada yang belum ditemukan.


Selain ayahnya, kakak korban perempuan SMA kelas X, juga sangat terpukul dengan ditinggal adik kesayangannya secara mendadak, kami sangat dekat.


"Harapan orang tua tidak mau terjadi korban lain dalam kegiatan sekolah diruang terbuka yang tidak aman dan nyaman bagi anak. Apalagi cuaca tidak bersahabat.


KPAI mengingatkan, kata Jasra, peringatan BMKG wajib jadi catatan saat menggelar kegiatan. Kemudian ada aturan kegiatan, ketika sekolah membawa anak keluar, Dinas Pendidikan wajib tahu 


Kegiatan di alam terbuka, tentu safety jadi prasyarat, apalagi melewati jalan curam, sungai. Artinya penting standard safety, studi kelayakan, persiapan panitia. Contoh dengan menyusur atau menyeberangi sungai sampai meninggal, apakah panitia sudah mempersiapkan pelampung, pengamanan berlapis, seperti titian tali. Tapi alangkah baiknya disituasi alam seperti ini, memilih alternatif kegiatan yang lain, tanpa mengurangi niat capaian sekolah pada tujuan kegiatan.


Atas peristiwa teraebut KPAI sangat berduka, untuk peristiwa kesekian kalinya, kegiatan sekolah di alam terbuka, melewati sungai, medan terjal, hiking dan berbagai nama sebutan kegiatan di alam terbuka, yang sangat penting mengindahkan peringatan BMKG, mendapat ijin BPBD dan Dinas terkait.


Masih ada korban yang belum ditemukan, tentu kita berdoa, agar segera dapat ditemukan petugas. Tentu kita ikut merasakan kebatinan keluarga yang ingin segera bertemu korban.


Kegiatan kegiatan alam terbuka merupakan kegiatan berbayar, yang harusya memiliki standard keamanan ketat, karena di alam terbuka, apalagi dengan kondisi alam yang sewaktu waktu tidak bisa di tebak. Untuk itu, tegasnya, perlu tanggung jawab profesional penyelenggara dalam mengutamakan aspek keselamatan. Agar jadi pelajaran berharga di kemudian hari.


Tentu peristiwa ini menyebabkan anak anak trauma, terutama yang melihat langsung teman-temannya meninggal. Sekolah punya kewajiban menyediakan ahli kejiwaan, untuk menjaga anak-anak tidak trauma berkepanjangan.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad