MALANG, potretkita.net - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Semeru ke level III atau siaga, setelah sebelumnya sempat dinaikkan ke level IV atau awas.
BNPB.GO.ID |
BACA JUGA :
- Semeru Menyeru
- Sejumlah Rumah Ambruk dan 48 Warga Luka Bakar Akibat Letusan Semeru
- Gunung Semeru Meletus
Siaran pers PVMBG Nomor 6.E/GL.03/BGV/2022 Tanggal 9 Desember 2022 menyebut, mengingat karakteristik erupsi Semeru, potensi ancaman bahaya, hasil pemantauan visual, dan kegempaan, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru dapat diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga), terhitung sejak tanggal 9 Desember 2022 pukul 12.00 WIB.
Tingkat aktivitas Semeru ini akan ditinjau kembali, jika terdapat kemunculan gempa-gempa vulkanik dan deformasi yang berkaitan dengan proses supply magma ke permukaan (Gempa Low Frequency, Tremor, Tiltmeter dan GPS) dalam kecenderungan yang signifikan.
Rilis itu menjelaskan, pengamatan visual menunjukkan saat ini masih terjadi aktivitas letusan, yang kemudian membuat tumpukan material letusan (pyroclastic cone) ataupun lidah lava, saat cuaca cerah teramati asap kawah berwarna putih bertekanan lemah, dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi 500 meter di atas puncak. Masih terjadi 2 kali APG dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara. Teramati guguran dengan jarak 300 – 500 m ke arah tenggara.
Gempa-gempa vulkanik (Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal) masih terekam dan berfluktuasi. Gempa Letusan, Gempa Guguran masih ada. APG terekam pasca APG 4 Desember 20222 tercatat 4 kali APG dengan durasi dan jarak luncuran yang sudah menurun.
Pengamatan sejak 4 Desember 2022, menunjukkan tidak ada gejala peningkatan kegiatan yang signifikan menuju APG yang cukup besar. Diduga perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km.
Citra thermal mengindikasikan pada periode 4–9 Desember 2022 bernilai 15 MW hingga 27 MW yang mengindikasikan terdapat penumpukan material pijar di sekitar permukaan kawah. Anomali SO2 dari citra Aura/OMI justru terlihat pada tanggal 2 Desember 2022 sebesar 1.78 Dobson Unit dan Pada saat ini hanya teramati sebesar 0.62 DU.
Potensi ancaman bahaya Semeru saat ini berupa berupa banjir lahar bila material hasil erupsi dan APG tercampur dengan intensitas hujan tinggi terutama di sungai yang berhulu di puncak (Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya).
Dalam tingkat aktivitas Level III (SIAGA), direkomendasikan agar :
1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas di sungai dan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
3. Informasi mengenai aktivitas gunung api, gempabumi, dan gerakan tanah di Indonesia terkini dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg).
4. Informasi aktivitas Semeru dan koordinasi oleh Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten dapat juga diperoleh/dilaksanakan melalui Pos PGA Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar