Teater Tanpa Dialog dari Hasanah Nasution - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

13 Januari 2023

Teater Tanpa Dialog dari Hasanah Nasution

PADANG PANJANG, potretkita.net - Solehah Hasanah Nasution, mahasiswa Penciptaan Teater Pascasarjana (S2) Institut Seni Indonesia Padangpanjang, menggarap karya dalam mata kuliah Studio 1 bertajuk Teater Tanpa Dialog (12/1/2023), di Studio Jurusan Seni Teater ISI Padangpanjang.


Dr. Yusril selaku dosen pengampu mengatakan, teater tidak dapat dilakukan mendadak, karena butuh proses panjang. Pertunjukan ini, ujarnya, baru semacam sketsa dalam lukisan, mungkin saja akan berkembang lebih jauh karena masih punya waktu, ini baru studio 1, 2 dan 3 ke depan akan ada eksperimen, sedangkan studio 3 tugas akhir. Di studio 1 ini, katanya, akan menjadi pengalaman yang dapat dikembangkan pada proses selanjutnya.


Menurutnya, teater tidak biicara baik buruk. Namun sebuah pertunjukan pasti memiliki nilai dan amanat serta manfaat, dari cerita yang ditampilkan tadi ada manfaat yang dapat diambil contohnya keluarga itu penting, narkoba itu  membuat orang kesepian, bagi saya tidak ada teater yang jelek dan teater yang baik, setiap pertunjukan pasti memiliki ciri khas dan estetika masing-masing.


Sementara itu, Hasanah sebagai sutradara dan penulis naskah mengatakan, Teater Tanpa Dialog terinspirasi dari cerita teman-temannya, yang pernah terjebak dalam dunia gelap, dan naskah ini ingin dipentaskan tour Komunitas Seni Kuflet ke pulau Jawa bersama keluarga Kuflet.


"Pesan yang ingin disampaikan dalam naskah ini perihal anak-anak yang terjebak dalam dunia gelap yang sebenarnya terpaksa melakukan itu, karena tuntutan orang di sekitar mereka dan acap kali disebut sampah masyarakat. Sebenarnya mereka hanya butuh kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya," ujarnya.


Fajar Mulia Jambak, aktor dalam pertunjukan tersebut mengatakan, sebagai aktor dia sangat senang memerankan tokoh dalam naskah ini, dalam waktu yang singkat dan lokasi yang selalu berpindah-pindah sedikit mengganggu emosi, mungkin butuh waktu lagi untuk latihan dan penyesuaian dengan panggung. 


"Saya agak terganggu dengan pencahayaan lampu dan  membuat bingung, harus bagaimana bergerak sesuai arahan lampu. Pertunjukan ini dapat menjadi pembelajaran moral  bagi masyarakat," tuturnya.


Salah seorang penonton, Akram Hakim mengatakan, cerita yang ditampilkan sangat menarik karena mengangkat kisah anak-anak yang bermasalah. Anak yang dianggap nakal sebagai pemakai narkoba, tapi dalam ceritanya mereka tidak salah justru yang salah adalah orang sekitar serta orang tuanya.


Jika dilihat dari segi kualitas, sebut Fajar, aktornya sudah pas dalam pemerannya masing-masing sehingga penonton terkesima dan memperhatikan pertunjukan sampai akhir, cara aktor menaikan dan menurunkan emosi penonton sangat terasa.(rel/fazha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad