Wahai Kaum Anti Vaksin dan Penganut Paham Konspirasi - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

24 Juni 2021

Wahai Kaum Anti Vaksin dan Penganut Paham Konspirasi

JAKARTA, POTRETKITA – Wahai kaum anti vaksin Covid-19, Anda sok tahu. Sebenarnya Anda tak punya pengetahuan apa-apa tentang itu. Anda mengutip-ngutip ayat Alquran, padahal itu tidak pas dengan masalah yang sesungguhnya.

Prof. Dr. Haedar Nashir (tribunnews.com)
Begitulah kira-kira kalimat seruan yang hendak diucapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, melihat prilaku sebagian tokoh publik yang terus mempromosikan keyakinan pseudo ilmiah dan spekulatif kepada masyarakat, bahwa pandemi Covid-19 adalah konspirasi.


Haedar gerah. Beliau juga prihatin, karena pernyataan mereka itu ikut memperburuk keadaan penyebaran dan penanganan pandemi.


‘’Masih ada, baik karena ketidaktahuannya artaupun juga karena ketahuan. Artinya, karena ilmunya yang salah kaprah, atau merasa tahu di bidangnya tetapi tidak diuji dengan pandangan lain. Muncul teori konspirasi, muncul teori-teori politik yang macam-macam, bahwa Covid-19 adalah buatan untuk menciptakan berbagai hal, pembunuhan manusia secara masif,’’ kata Haedar sebagaimana disiarkan melalui situs berita resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.


Pandangan-pandangan ini, tegasnya, kalau dari mereka yang masih awam, Insya Allah masih bisa dipahamkan. Yang paling repot itu, kata Haedar, mereka merasa tahu padahal sesungguhnya mereka tidak tahu atau sok tahu.


Bahkan, katanya lagi, ada yang ngutip-ngutip ilmu agama, menggunakan ayat-ayat Alquran yang sejatinya tidak pas. ‘’Kenapa sih takut Covid-19, takut itu kepada Allah. Inna shalati wa nusuki wa maa yahya lillahi rabbil alamin. Menggunakan ayat ini tidak pas. Tidak di situ tempatnya,’’ kata dia.


Prilaku seperti itu, ujarnya, masuk kategori perbuatan tidak bertanggungjawab. Daripada terus mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan fasad (destruktif), Haedar berpesan agar mereka yang berkeyakinan konspiratif itu, mengajukan data yang mereka punya ke pengadilan internasional.


‘’Gak apa-apa, daripada terus memproduksi video, pernyataan yang akhirnya membuat kita lemah, dan centang perenang sebagai bangsa, sebagai masyarakat,’’ sebutnya.


Selain salah dalam menanggapi wabah Covid-19, katanya, mereka juga terus pula mempromosikan anti vaksin Covid-19. Mereka tidak mau berdialog dengan para epidemiolog, mereka malah menuduh ahli vaksin dunia dan tenaga kesehatan sedang bersekongkol melakukan kejahatan.


‘’Masa’ ada ratusan bahkan ribuan ahli vaksin itu bersekutu untuk kejahatan. Itu kan ndak mungkin. Di mana sih rasa tanggung jawab? Kalau terus-terusan berpandangan anti vaksin dan menganggap Covid-19 itu konspirasi, masyarakat akan menjadi lengah, kemudian mereka yang kerja di rumah sakit tambah berat beban kerjanya, dan itu kan tidak mustahil dapat menciptakan disharmoni di kalangan masyarakat,’’ tekan Haedar.


Haedar juga mengkritik pihak-pihak uang melanggengkan kepercayaan konspirasi, akibat satu dua kesalahan tenaga medis, lalu mereka menjeneralisasi kesimpulan dengan stigma, pasien-pasien yang sakit atau meninggal dengan status ‘dicovidkan’.


‘’Itu sudah muncul kan? Dan itu juga berkembang di lingkungan persyarikatan dan ditelan mentah-mentah itu informasi,’’ katanya.(*/mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad