TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Produktivitas pemanenan padi sawah di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, berada pada kisaran 5,7 ton dalam satu hektar. Angka itu sama antara 2020 dengan 2021.
‘’Prodiktivitasnya 5,7 ton/hektar. Tahun 2020 Tanah Datar memproduksi 333.787 ton, sementara hingga triwulan II tahun 2021, produksi mencapai 155.536 ton,’’ kata kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Yulfiardi, Sabtu (7/8), pada kegiatan panen padi Kelompok Tani Sawah Pauah, Nagari Rambatan.
Bupati Tanah Datar yang diwakili Staf Ahli Nusyirwan, pada kesempatan itu mengatakan, untuk efektifitas dan efisiensi usaha pertanian, pemerintah daerah sangat mendukung program mekanisasi. Hal itu, sebutnya, juga menjadi solusi akibat sulitnya mendapatkan tenaga kerja dan tingginya upah saat panen.
‘’Saat panen dan pascapanen, kerap terjadi kesulitan mendapatkan tenaga kerja. Masalah lain adalah tingginya upah. Mekanisasi ini tentu menjadi salah satu solusi. Untuk meningkatkan pendapatan petani, kita harus bisa menekan biaya produksi, sejak dari pengolahan lahan sampai kepada pascapanen,’’ sebutnya.
Nusyirwan mengatakan, pertanian merupakan sektor unggulan Bupati Eka Putra dan Wakil Bupati Richi Aprian, sebagaimana termaktub dalam visi misi yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2021-2026.
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy dalam sambutannya menyatakan, peningkatan produksi dan efisiensi produksi harus dilakukan di tengah semakin terbatasnya lahan pertanian.
BACA JUGA Tanah Datar Tulang Punggung Ketahanan Pangan Sumbar, Kambing-kambing Raksasa di Boncah Utama
“Lahan (pertanian) terbatas, banyak yang alih fungsi lahan seperti untuk perumahan dan lainnya. Artinya harus terjadi peningkatan produksi, efisiensi produksi. Agro inputnya harus minim, agro ouputnya harus maksimal, yang masuknya harus seminim mungkin, misalnya pestisida, herbisida dan pupuk tetapi hasilnya bisa maksimal,” katanya.
Menurut Audy, mekanisasi merupakan salah satu cara memaksimalkan agro output atau hasil padinya, karena kadang-kadang kalau dengan manual banyak yang terbuang. Diharapkan dengan pemakaian mesin lebih optimal.
Selain itu persoalan ketersediaan air atau irigasi juga akan jadi perhatian. “Masalah irigasi kita cek kembali, aliran airnya kemana saja dan kerusakannya dimana saja, supaya airnya masuk maksimal,” janji Audy.
Audy juga mengatakan, produksi padi maupun tingkat produksi per hektar Tanah Datar paling tinggi di Sumatera Barat. “Produksinya sudah tinggi, untuk lebih tinggi lagi harus disuplai air yang cukup, juga benih dan pupuk,” terangnya.
Ketika produksi padi Tanah Datar turun, tegasnya, akan berpengaruh ke Sumbar. Jadi tetap mempertahankan Tanah Datar sebagai produsen beras tertinggi di Sumbar.
Kelompok Tani Sawah Pauah, menurut ketuanya; Febri Yeni, memiliki 75 orang anggota yang didominasi kaum perempuan.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa panen dan difasilitasi Pemprov Sumbar dan Pemkab Tanah Datar pemakaian alat panen combine harvester. Luas panen 30 hektar, dengan produktifitas 6,9 ton per hektar gabah,” sebutnya.(MUSRIADI MUSANIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar