GUNUNGTUA, POTRETKITA.net - Sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan, setelah diguncang gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5.2, di kawasan Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Provinsi Sumatera Utara.
''Gempa ini menimbulkan kerusakan. Berdasarkan laporan, ditemukan retak-retak pada dinding bangunan, seperti yang terjadi di Komplek Perumahan Bandara Aek Godang dekat Kota Padangsidempuan dan bangunan Pondok Pesantren Nurul Falah Panompuan,'' kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosifika, Dr. Daryono, sebagai tertulis pada akun twitter-nya.Gempa Paluta ini awalnya disebut berkekuatan Magnitudo 5,3 yang kemudian dikoreksi menjadi Magnitudo 5,2, terjadi pada Rabu (11/8), pukul 12.19 WIB pada kedalaman 10 kilometer di darat pada koordinat 1,43 derajat Lintang Utara (LU) - 99,48 derajar Bujur Timur (BT). Gempa merusak dengan intensitas V MMI di Aek Godang itu diawali dengan gempa pembuka (foreshock) Magnitudo 3,4.
Guncangan terkeras gempa ini dirasakan di Aek Godang, Batang Toru, dan Kota Padangsidempuan dengan intensitas IV-V MMI yang dapat dirasakan banyak warga. Bahkan mereka berlarian ke luar rumah untuk menghindari kemungkinan tertimpa reruntuhan. Secara umum, di Kabupaten Padang Lawas dan Tapanuli Tengah gempa ini dirasakan dengan intensitas II-III MMI.
Berdasarkan analisis BMKG, hinga pukul 15.00 WIB telah terjadi dua kali gempa susulan. Pertama pukul 12.31 WIB dengan magnitudo 3,1, dan kedua pada pukul 13.47 WIB dengan Magnitudo 2,2.
Daryono menjelaskan, gempa itu merupakan jenis kerak dangkal, dikenal dengan istilah shallow crustal earthquake, akibat aktifitas sesar aktif, yakni Sesar Besar Sumatra (The Great Sumatra Fault Zone) pada Segmen Toru.
''Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser menganan (dextral strike slip fault). Hasil analisis ini sesuai dengan karakteristik mekanisme sumber gempa Sesar Besar Sumatra,'' jelas Daryono.
Menurutnya, wilayah Kabupaten Paluta tercatat sebagai kawasan rawan gempa. Hal ini karena wilayahnya yang berada pada Segmen Toru yang memiliki tingkat seismisitas yang aktif dengan laju geser sesar mencapai sembilan milimeter dalam setahun.
Gempa merusak pernah terjadi di kawasan ini, setidaknya tercatat pada tahun 1916 dengan Magnitudo 6,8, tahun 1921 Magnitudo 7, tahun 1984 Magnitudo 6,4 dan tahun 1987 dengan Magnitudo 6,6.(MUSRIADI MUSANIF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar