PADANGPANJANG, POTRETKITA.net - Dalam pekan ini aktivitas gempa memang mengalami peningkatan. Sedikitnya ada 13 rangkaian gempa yang sempat mengagetkan, menyebar di beberapa titik. Tapi itu sebenarnya merupakan hal yang lumrah.
Dr. Daryono |
Potensi gempa dan tsunami, tambahnya, akan selalu ada di wilayah Indonesia. Kapan terjadinya tidak dapat diprediksi, sehingga upaya mitigasi tetap harus disiapkan.
Menurutnya, suatu yang patut disyukuri, karena rentetan 13 gempa dirasakan dalam sepekan terakhir ini kekuatannya relatif kecil, sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Peningkatan aktivitas gempa sepekan terakhir ini, imbuhnya, merupakan hal yang wajar, karena sumber gempa di Indonesia memang banyak dan sangat aktif. Kita, tegasnya, tetap tenang dan waspada, tidak perlu panik.
Daryono menjelaskan, rentetan gempa sepekan terakhir bukan karena saling picu satu gempa dengan yang lain, dan tidak ada kaitan antara satu gempa dengan yg lain. Jika gempa yg terjadi lokasi dan waktunya berdekatan, tambahnya, bukan berarti gempa tersebut saling picu, tetapi karena memang sumber gempa sangat banyak.
Dari 13 aktivitas gempa terkini, tuturnya, kita memang mewaspadai sumber gempa megathrust, tetapi tidak sampai mengabaikan sumber gempa sesar aktif yang lokasinya dekat dengan permukiman masyarakat. Sepuluh dari 13 gempa pekan ini, menurut Daryono, terjadi karena dipicu oleh aktivitas sesar aktif.
"Hanya dua kejadian gempa saja yang berasosiasi dengan aktivitas subduksi lempeng, yakni Gempa Selatan Jabar (M5,3) pada 16 Maret 2022 dan Gempa Siberut (M6,7) pada 14 Maret 2022," sebutnya.
Dalam sepekan terakhir ini, di wilayah Indonesia terjadi aktivitas gempa signifikan dan dirasakan masyarakat lebih dari 13 kali dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar