TUBAN, POTRETKITA.net -- Komunitas terbentuk secara alamiah, beberapa orang memiliki motor Yamaha, berkonvoi sesama motor Yamaha melakukan touring. Pemilik motor Suzuki berkonvoi ria dengan sesama motor Suzuki.
Antar personal dalam komunitas saling menghargai dan menyapa, yang tua dihormati yang muda, yang pemberi dihormati yang diberi, yang paham dihormati oleh yang belajar. Ledership muncul secara alamiah tanpa elektion yang dilakukan secara formal. Inilah potret komunitas yang terjadi secara fenomenologis di tengah kehidupan sosial budaya kita.Beberapa komunitas yang tengah ditemukan pertama, komunitas anak punk di Tuban Jawa Timur. Mereka datang ke Tuban dari berbagai daerah di lingkungan Jawa Timur, datang ke tuban dengan atribut punknya.
Mereka berhimpun dalam komunitas punk dengan sehidup semati, makan bersama, tidur bersama, bekerja bersama, berkendara an bersama. Mereka memiliki nilai-nilai tidak boleh mengambil hak orang lain, tidak boleh mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Tetapi susah untuk menjaga mereka dalam penggunaan narkotika dan paikotropika serta pergaulan seks bebas.
Fenomena ini memanggil Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tuban untuk menggerakkan teologi al-maunnya. Mereka berusaha untuk mengetuk pintu komunitas ini dengan membentangkan tikar interaksi dan komunikasi, saling membuka diri menyingkap tabir kehidupan.
Satu yang ditanya oleh A Majid ketua LDK PDM Tuban kepada komunitas punk anda mau diberikan apa? Semua mengatakan mau bekerja. Bekerja memerlukan kompetensi dan kapasity. Untuk itu Majid mengajak mereka begabung dalam rumah besar persyarikatan Muhammadiyah.
Mereka diberitakan kos-kosan, diberikan pakaian, diberikan pelatihan. Mereka menjadi terlibat dalam berbagai kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan Muhammadiyah. Mereka aktif dalam pengajian yang diselenggarakan Muhammadiyah dengan tetap mengenakan atribut punk yang menjadi kebanggaan mereka.
Jamaah pengajian Muhammadiyah bertambah dengan karena tertarik dengan kaum muhajirin punk yang masuk dalam jamaah Muhammadiyah.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, Dinas Tenaga Kerja, Lazismu dan beberapa perusahaan berhasil mengantarkan anak punk mendapatkan pekerjaan tetap.
Sekarang punk tidak ada lagi di Kabupaten Tuban pungkas Majid, sosok anak Madura yang berhasil menyunting putri Tuban.(DR. SUHARDIN, M.Pd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar