Oleh Dr. Suhardin, M Pd.
(Dosen Universitas Ibnu Chaldun Jakarta)
DI TENGAH kerusakan moralitas, dominasi materialistik, pragmatisme, kapitalisme dan hedonisme yang di bingkai dalam cauvanisme dan hegomony perkauman. Sosok kepribadian Muhammad muda dapat menjadi tauladan sejati.Ia manusia sederhana berjiwa besar, dapat memberikan solusi tepat tanpa mementingkan kepentingan diri dan kaum kerabatnya. Ia mampu menyelesaikan persengketaan antar suku dalam peletakan hajar aswad ke tempat semula. Masing-masing kaum saling mengklaim bahwa kaumnyalah yang berhak untuk meletakkan hajar aswad ke tempat semula, sehingga permasalahan tersebut hampir menimbulkan pertumpahan darah antar kaum.
Dalam konflik tersebut antar kaum akan berhakim kepada seseorang yang beribadah pertama di ka’bah keesokan harinya. Takdir Allah SWT yang beribadah pertama adalah Muhammad muda diwaktu tersebut. Maka Muhamad dijadikan hakim dalam konflik antar kaum untuk meletakkan hajar aswad pada tempat semula.
Dengan kecerdasan tingkat tinggi Muhamad muda meletakkan sorbannya sebagai alas hajar aswad, empat pimpinan kaum yang bertikai, masing-masing diberikan peranan untuk memegang empat sudut kain sorban beliau.
Kebijakan yang beliau ambil sangat solutif dan berkeadilan, masing-masing kaum yang bertikai semua diperlakukan secara proporsional, tidak ada yang direndahkan dan tidak ada yang di tinggikan, semua sejajar dalam memberikan peran untuk tugas yang sangat mulia tersebut.
Semua kalangan sangat memuji tindakan cerdas yang diambil oleh seorang yang sangat mulia tersebut. Beliau sangat populer sebagai seorang yang memiliki kepribadian utama. Gelar al-amine disandangkan pada diri beliau sebagai perwujudan personal trust yang sangat langka di masa tersebut.
Banyak orang hebat, ahli sejarah yang mengerti tentang perjalanan panjang peradaban ummat manusia timbul dan tenggelam. Ahli antropologi yang mengerti tentang ranji dan silsilah keturunan manusia semenjak dari nenek moyang pertama sampai dengan anak cucunya, karena mereka sangat selektif dalam mendudukkan orang sebagai pimpinan dalam kabilah perkauman.
Ahli sastra dan pujangga yang senantiasa melakukan sayembara untuk mendapatkan sair terbaik dan hadiah yang menggiurkan serta fasilitas bersenang-senang yang diberikan, sebagai imbalan dari kesuksesan dalam menciptakan karya seni. Ahli ekonomi dan praktisi ekonomi sangat banyak, antar kaum berebut kekuatan dan akses terhadap sumber ekonomi.
Dalam suasana yang demikian tersebut Muhammad, bagaikan sumber air bening di lumpur hitam pekat, kotor dan berbau. Beliau kepribadian yang penuh pesona yang hidup bersama masyarakat, bicaranya ditunggu, tindakannya diindahkan, petunjuk dan arahannya di dengar.
Beliau sumber berita yang sangat terpercaya, tidak pernah ada satu kata yang keluar dari mulutnya yang bernilai hoak. Abu Jahal, seorang yang sangat benci terhadap beliau mengatakan, andaikan Muhammad mengatakan bahwa di balik gunung ini ada emas sebesar unta, kami pasti percaya, karena Muhammad tidak pernah berdusta. Tetapi karena beliau menyampaikan risalah tauhid, maka Abu Jahal terpaksa membencinya, karena menghambat kekuasaan Abu Jahal.
Kejujuran yang beliau miliki menjadi modal utama mengantarkan kesuksesan yang gilang gemilang. Beliau sukses mengelola aset kekayaan Siti Khadijah sehingga bertambah berlipat-lipat. Dalam perjalanan dagang, mitra dagang lebih nyaman bertransaksi dengan beliau yang berkepribadian agung tersebut, karena mereka tidak ada kekawatiran untuk dicurangi dan dikadali.
Beliau melakukan transaksi yang transparan dan accountable. Semua yang dilakukan beliau autentic, tidak ada pencitraan seperti yang dilakukan oleh banyak politisi dewasa ini.
Dalam perjalan kehidupan, beliau memang dipersiapkan oleh Allah SWT menjadi personal manusia termulia di alam ini. tidak ada yang mempu sejajar dengan beliau, termasuk para Rasul dan Nabi sebelumnya. Beliau dijadikan Imam para Nabi tatkala melakukan proses Israk dan Mikraj. Beliau diundang khusus oleh Allah SWT bertemu langsung di singgasana Allah SWT, tanpa juru bicara dan tanpa mediator.
Allah mengatakan bahwa Muhammad adalah nabi dan Rasul menjadi rahmat untuk sekalian alam. Pesan Allah yang beliau sampaikan mengantarkan kaum muslimin menjadi digdaya dan menguasai panggung dunia, menjadi kekuatan dunia alternatif, setelah runtuhnya Bizantium dan Persia. Islam kekuatan superpower, memberikan pencerahan terhadap peradaban dunia Barat dan Timur.
Pelemahan Islam bagian dari skenario Islam Phobia dan banyaknya pemimpin Islam yang sudah mulai menatap dekat, berjalan singkat, mendapatkan yang mudah, kurang melakukan impropisasi terhadap nilai-nilai keilahian dan penebaran terhadap kerahmatan Islam.
Pemimpin dunia yang tidak memahami kepribadian mulia Nabi Besar Muhammad SAW adalah wujud nyata primitisasi kehidupan sosial, budaya dan politik di tengah kekayaan informasi dan ketajaman intelektual.
Manusia sekarang tengah menggalakkan peradaban mulia, untuk saling toleran, memahami dan menghayati perbedan keyakinan sebagai wujud realitas dan keanekaragaman ideologi. Tiba-tiba di satu negara ada cuitan negatif tentang kepribadian manusia termulia di alam semesta ini. Perilaku demikian adalah perilaku manusia yang hanya layak hidup di luar bumi yang diciptakan Allah SWT.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar