PASBAR, POTRETKITA.net - Kita harus ikhlas dalam bermuhammadiyah. Dengan ikhlas maka akan membawa kegembiraan, dan dengan kegembiraan maka orang akan sehat. Itu pulalah sebabnya, kegiatan yang dilaksanakn disambut antusias oleh anggota dan pimpinan.
Selain Ki Jal, pada kegiatan yang diikuti pimpinan Muhammadiyah se-Pasbar itu, juga menghadirkan Wakil Ketua PWM Sumbar Dr. Bakhtiar, Sekretaris PDM Pasbar Mizlan, dan Ketua PCM Kinali Kusnan sebagai narasumber.
"Bermuhammadiyah harus ikhlas, dengan ikhlas baru bisa membahagiakan, kalau sudah bahagia pasti sehat," ujarnya.
Menurutnya, di Sumbar peran Aisyiyah dalam menguatkan Muhammadiyah luar biasa. Tinggal lagi revitalisasi dan penguatan manajemen. Kerjasama berlandaskan taqwa, merupakan kiat manajemen terbaik. Malulah memangku jabatan di Muhammadiyah bila tak bisa berbuat sama sekali," tegasnya.
Makanya, sebut Jal Atri, spirit dan semangat juang harus tetap dibangun. Tantangan bermuhammadiyah itu kini sangat berat, ada banyak usaha melemahkan ormas Islam.
Untuk itu, dia menekankan perlunya Muhammadiyah mengintensifkan pengkaderan. "Kader persyarikatan itu kerjanya mengurus Muhammadiyah, jadi kader bangsa dan kader umat. Siapkan diri dan atur strategi dengan matang. Siapkan juga kader untuk terjun ke gelanggang politik praktis, agar dakwah Muhammadiyah jadi tambah lancar. Siapkan kader juga di kampus-kampus, lembaga pendidikan dan keumatan," sebutnya.
Sementara Bakhtiar dalam pemaparannya mengatakan, Muhammadiyah harus terus membina jamaah, cabang, dan ranting. Hal serupa juga harus dilakukan terhadap seluruh amal usaha.
"Tempat-tempat pengajian Muhammadiyah di ranting-ranting dengan orientasi materinya pemahaman tentang keputusan tarjih dan hal-hal yang relevan tentang Muhammadiyah. Pengajian juga mengarah ke pembinaan komunitas, Muhammadiyah di tingkat ranting juga harus punya kelompok tani, kelompok nelayan dan sejenisnya. Melalui Aisyiyah juga bisa dibentuk KWT," ucapnya.
Bakhtiar juga mengingatkan, Muhammadiyah tidak boleh abai dalam urusan pemberdayaan ekonomi, sosial dan budaya yang sejalan dengan kondisi zaman yang kini sudah jauh berbeda.
Digitalisasi, ujar dosen UIN Imam Bonjol itu, mengakibatkan jarak dan waktu hampir tak jadi halangan lagi, karena medsos sudah menjembatani urusan itu. Amal usaha Muhammadiyah seharusnya menjadi sumber pendanaan juga oleh persyarikatan. "Cabang ranting harus punya amal usaha unggulan. Untuk itu harus ada keberanian pimpinan persyarikatan melakukan investasi," sebut Bakhtiar
Mizlan pada kesempatan itu menyatakan, di Pasbar masih eksis semangat bermuhammadiyah, di tengah kritikan kegiatan hanya rapat ke rapat saja dan sulit mengeksekusinya. "Kegiatan ini merupakan upaya membangun semangat keorganisasian. Bermuhammadiyah melelahkan tapi membahagiakan," katanya.
Ketua LPCR PDM Pasbar dalam laporannya mengatakan, kegiatan penguatan cabang ranting dan revitalisasi itu dihadiri 95 persen Pimpinan Cabang dan Ranting Muhammadiyah, termasuk cabang dan ranting Aisyiyah se-Pasbar.
"Ini menjadi pertanda Muhammadiyah Pasbar masih solid. Kini tinggal lagi, bagaimana kita melakukan penguatan organisasi, penataan manajemen, dan meningkatkan motivasi anggota," tegasnya.(musriadi/ardinan)
Visi dan misi terbukti pada realisasi
BalasHapus