Idealnya Muhammadiyah Sudah Punya Bank Besar - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

06 Agustus 2022

Idealnya Muhammadiyah Sudah Punya Bank Besar

Masih Soal Dapen,

Bank Muhammadiyah, dan BPRS-MPS


PADANG, POTRETKITA.net – Untuk berinvestasi, Dana Pensiun Muhammadiyah (Dapen) belum boleh ‘menyeberang’ ke Sumatera, tapi penerima manfaatnya sudah ada di Sumatera Barat. Idealnya, memang, Muhammadiyah sudah punya lembaga keuangan yang kuat.



Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat Dr. Bakhtiar, M.Ag menjelaskan, dana amal usaha Muhammadiyah di Tanah Minang ini sudah ada yang masuk ke Dapen Muhammadiyah, karena mengikursertakan karyawannya dalam program Dapen.


“Di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat sudah masuk. BTM juga. Ketika saya duduk di Badan Penyelenggara Harian UM Sumbar, dana pensiun termasuk program, dan sudah ada karyawannya yang menerima manfaat, ketika memasuki usia pensiun,” jelas Bakhtiar.


Tapi kalau untuk berinvestasi, baik di lingkungan Muhammadiyah maupun tidak, rupanya Dapen belum boleh menyeberang ke Sumatera. “Dapen Muhammadiyah yang di Yogyakarta itu sudah kita hubungi pada tahun 2019 lalu, hampir jadi Dapen Muhammadiyah ini mengambil saham mayoritas,” kata Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pasaman Barat Mizlan.

Mizlan


Lalu, akhirnya menurut Direktur Dapen menyebut, perusahaan yang ia pimpin itu belum boleh menyeberang ke Sumatera, plus masih ada usahanya yang sedang terbengkalai.


Mizlan menyebutkan pengalamannya itu, ketika menyampaikan informasi tentang kondisi PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah-Mentari Pasaman Saiyo (BPRS-MPS) yang sedang memerlukan modal untuk memenuhi Persyaratan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).


“Data BPRS-MPS sudah dipelajari Dapen Muhammadiyah, tapi tidak jadi. Kami juga hubungi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Majlis Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bahkan, saya bersama Yuzardi Maad sudah membahasnya dengan almarhum Prof. Yunahar Ilyas. Tapi akhirnya, ya, tak ada kejelasan juga,” jelasnya.


Mizlan mengatakan, Dapen Muhammadiyah dapat dana setoran dari setiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), terutama yang ada di Jawa dan Lampung. “Dapen terima setoran dana dari amal usaha Muhammadiyah yang ikut programnya miliaran rupiah tiap bulan. Dapen juga sudah menyelamatkan tiga BPR yang hampir tutup di Jawa,” sebutnya.

M. Edrison Kamil


Menyimak pembicaraan tentang rumitnya pimpinan dan warga Muhammadiyah di Sumbar turun tangan menjadi pemodal utama BPRS-MPS, seorang kader Muhammadiyah di Jakarta; M. Edrison Kamil pun merasa heran. Padahal, katanya, tokoh-tokohnya selalu menggaungkan, kalau Muhammadiyah adalah organisasi terkaya di dunia.


“Muhammadiyah adalah organisasi terkaya di dunia dengan aset ribuan triliun rupiah. Kenapa sampai hari ini belum terdengar lembaga keuangan yang kuat dalam mengelola keuangan Muhammadiyah,” tanyanya.


BACA PULAAyo Selamatkan BUMM Mentari Pasaman Saiyo

Dapen Muhammadiyah dan Saham BPRS Mentari Pasaman Saiyo


Muhammadiyah, menurut Edrison, mestinya sudah bank yang besar dan bisa bersaing dengan bank-bank besar. Potensi keuangan warga dan Persyarikatan Muhammadiyah disimpan dan dimanfaatkan bank lain. Sungguh sebuah ironi dalam  gempuran kapitalis,” sebutnya.***

MUSRIADI MUSANIF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad