Kepengurusan Kwarda HW Tanah Datar Terbentuk - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

16 Oktober 2022

Kepengurusan Kwarda HW Tanah Datar Terbentuk

TANAH DATAR, POTRETKITA.netKepengurusan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Muhammadiyah Kabupaten Tanah Datar terbentuk. Terpilih sebagai Ketua Arnelfis, Sekretaris Iskandar Fuadi, dan Bendahara Yesi Oktavia. 


Kepengurusan HW Tanah Datar periode 2022-2023 ini dilengkapi beberapa orang wakil ketua, wakil sekretaris, dan bendahara. Sedangkan pembina berasal dari jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tanah Datar, yaitu H. Juliasman Khas, Mukhyar, Razimal, serta Rusyda Rusli dan Desmawati dari Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Tanah Datar.

 

Proses pembentukan kepengurusan berlangsung dengan demokratis, Ahad (16/10), di ruangan pertemuan SMA Muhammadiyah Batusangkar, setelah mendengarkan arahan dari Ketua Kwartir Wilayah (HW) Sumbar H. Apris, Ketua PDM H. Juliasman, dan Ketua Dewan Pembina HW Sumbar yang juga merupakan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar Dr. Bakhtiar.

 

Turut serta dalam rombongan Kwarwil, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PWM Sumbar H. Marhadi Efendi, Ketua Majlis Hukum dan HAM Boiziardi, Sekretaris Majlis Pendidikan Kader Nasrul A, Sekretaris Majlis Tabligh Syamsurizal, dan beberapa pengurus Kwarwil HW Sumbar lainnya.

 

Apris menyebut, pihaknya sangat berterima kasih kepada jajaran PDM Tanah Datar, karena telah membantu sepenuhnya, sehingga proses pembentukan kepengurusan HW di daerah berjuluk Luak Nan Tuo itu dapat berjalan dengan lancar, sukses, dan membuahkan hasil maksimal.

 

“Kita akan terus melakukan konsolidasi ke daerah-daerah, membangkitkan kembali kwartir daerah, hingga kemudian menjangkau 132 sekolah Muhammadiyah yang ada di Sumbar,” jelasnya.

 

Menurut Apris, sesuai aturan yang berlaku di Persyarikatan Muhammadiyah, maka keberadaan Gerakan Kepanduan HW menjadi wajib di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Bahkan, tegasnya, HW merupakan satu-satunya organisasi kepanduan di sekolah-sekolah Muhammadiyah, sebagaimana aturan yang ditetapkan dan berlaku di Muhammadiyah.

 

Apris yang disebut-sebut sebagai salah seorang kandidat kuat pengurus PWM Sumbar periode berikut optimis, dengan semangat kebersamaan yang digelorakan ketua PDM Tanah Datar, maka Gerakan Kepanduan HW di daerah ini akan bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat.

 

Apalagi, tegasnya, sesuai motto yang dipopulerkan ketua PDM Tanah Datar, terlambat berangkat bukan berarti paling lambat sampai di tujuan. Kendati di beberapa daerah telah terbentuk kepengurusan Kwarda HW, tetapi tidak berarti, Kwarda HW Tanah Datar yang baru saja terbentuk akan tertinggal oleh daerah lain.

 

Ketua PDM Tanah Datar H. Juliasman Khas dalam sambutannya menyatakan,  membangkitkan kembali Gerakan Kepanduan HW, sangat prinsip bagi Muhammadiyah. Perlu kita ingat, sebutnya, HW adalah organisasi otonom kedua berdiri di Muhammadiyah setelah Aisyiyah.

 

“Dinamikanya cukup tinggi sejak berdiri pada 1918. HW didirikan oleh pendiri Muhammadiyah itu sendiri, yakni Kiyai Haji Ahmad Dahlan. Sempat dilebur oleh pemerintah dalam satu wadah tunggal kepanduan, namun kemudian bangkit lagi pada 1999,” jelasnya.

 

Kini, sehubungan dengan telah terbentuk kepengurusan baru di Tanah Datar, Juliasman menghimbau semua jajaran Muhammadiyah, khususnya para pimpinan sekolah dan madrasah, agar memberi dukungan sepenuhnya bagi pengembangan HW di sekolah-sekolah.

 

MENCERAHKAN

Wakil Ketua PWM Sumbar Dr. Bakhtiar dalam arahannya menegaskan, Muhammadiyah harus dimaknai sebagai gerakan Islam yang mencerahkan, berkemajuan, dan menggerakkan semua lini kehidupan, sehingga berkembang kreativitas dalam menghadapi berbagai persoalan.

 

Bakhtiar juga mengingatkan, Muhammadiyah adalah organisasi yang tidak menggantungkan keunggulannya pada figur tertentu. “Muhammadiyah adalah organisasi dakwah dalam bidang yang luas. Muhammadiyah dibangun sebagai upaya mengkonsolidasikan umat.  Tantangannya akan kian berat seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu harus dihadapi dengan enerjik dan penuh semangat,” jelasnya.

 

Sedangkan Boiziardi menegaskan, salah satu persoalan yang kini mulai mengemuka di beberapa daerah adalah masalah tanah waqaf . “Ada tanah waqaf yang dikelola Muhammadiyah, lalu diserobot atau diambil alih pihak lain. Ini harus disiasati segera,” sebutnya.

 

Menurutnya, semua aset Muhammadiyah yang bergerak dan tidak bergerak harus diamankan dengan kekuatan hukum yang jelas dan tegas. Kalau tanah, jelasnya, harus disertifikatkan, memiliki dokumen hukum, sehingga orang tidak semena-mena saja terhadap aset Muhammadiyah.

 

Kalau sudah terkait dengan masalah hukum, Boiziardi berharap adanya ketegasan dalam penyelesaiannya. Kalau kita punya dokumen aset yang kuat menurut hukum, maka kita tidak perlu ragu menyelesaikannya melalui jalur hukum dan pengadilan.

 

“Harus tegas dan cerdas. Di ranah hukum seperti itu. Kalau di ranah sosial, bisa dimusyawarahkan. Tetapi kalau sudah terkait hukum, tegas kita membawanya sampai ke pengadilan,” sebutnya.(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad