TANAH DATAR, potretkita.net - Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, kembali baralek gadang (perhelatan besar), seiring dengan digelarnya Festival Pesona Minangkabau (FPM) 2022, 17-20 November, yang dipusatkan di Komplek Istano Pagaruyuang.
ISTANO BASA PAGARUYUANG.(dok) |
Berbeda dengan FPM 2021 yang dilaksanakan secara hybrid, yakni online dan offline, kali ini ribuan orang diperkirakan akan memadani Istano. Tidak saja masyarakat Luak Nan Tuo dan Sumbar, tetapi juga berdatangan dari berbagai daerah provinsi tetangga, Riau dan Jambi.
Sebanyak 50 komunitas otomotif di Sumbar, Riau, dan Jambi, juga sudah menyatakan komitmennya untuk menyemarakkan festival tahunan itu. Undangan juga disampaikan panitia kepada Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno dan Gubernur Sumbar Buya H. Mahyeldi Ansharullah.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tanah Datar Hendri Agung Indrianto menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan meliputi Pawai Budaya Authentic Minangkabau, Pagelaran Silat Minangkabau, Pagelaran Seni Budaya Minangkabau, dan Pagaruyung Fashion Show.
Ada pula Pameran Desa Wisata, Pameran Benda Pusaka, Minangkabau Expo, Pagelaran Songket Minangkabau, Pasar Kuliner Kampung Kopi dan lomba Foto Pesona Minangkabau serta Pacu Jawi. Iven disemarakkan oleh penampilan artis Minang Kintani.
“Kita sangat berharap event yang sudah lima kali digelar mulai dari tahun 2017 ini, mampu menggenjot jumlah kunjungan wisatawan datang ke Istano Basa Pagaruyung, jauh hari kita sudah mempersiapkan dengan matang kegiatan ini, melalui koordinasi dengan berbagai stakeholder, serta melaksanakan arahan dan masukan Bupati Tanah Datar dan forkopimda," kata Agung.
Selain itu, imbuhnya, penyelenggara juga bekerjasama dengan berbagai pihak dalam mempromosikan event ini, sebanyak tiga baliho di jalan protokol di Kota Pekanbaru, dan satu baliho di Kelok 9 milik Disparprov sumbar, serta videotron dan LED di Bandara Internasional Minangkabau telah terpasang dalam rangka promosi.
Pada 13-14 November 2021 lalu, FPM juga berhasil dihelat di tengah mulai terkendalinya pandemi Covid-19.
FPM 2021 termasuk yang menyedot perhatian masyarakat, karena berhasil melaksanakan festival dengan konsep hybrid, yakni digelar secara online dan offline.
Kegiatan itu berhasil memecahkan rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI) tingkat nasional dan internasional, dalam kegiatan menari piring pada waktu bersamaan menggunakan metode hybrid dan melibatkan lebih dari 9.000 penari.
Konsep hybrid berhasil melibatkan ribuan orang. Untuk para penarinya, kata dia, lebih dari sembilan ribu siswa, pengurus PKK, sanggar-sanggar, dan elemen masyarakat lainnya unjuk kebolehan, tanpa harus hadir di titik pelaksanaan kegiatan, yakni Istano Basa Pagaruyuang.(musriadi musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar