PADANG PANJANG, potretkita.net - Pada Kamis (20/4) ini, gerhana matahari hibrida terjadi di beberapa negara dunia, termasuk Indonesia. Sesuai ajaran Islam, setiap gerhana disunatkan untuk Shalat Gerhana atau Shalat Khusuf.
MUHAMMADIYAH.OR.ID |
BACA JUGA
Terkait dengan itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menerbitkam Maklumat bernomor 01/MLM/I.1/E/2023. Umat Islam diperkenankan untuk melakukan Shalat Gerhana.
Berbeda dengan shalat wajib lima waktu, Shalat Gerhana dilaksanakan secara berjamaah, tanpa adzan dan iqamah. Shalat gerhana dilaksanakan dalam formasi dua rakaat, pada setiap rakaat melakukan rukuk, qiyam dan sujud dua kali.
Shalat Gerhana boleh dilakukan di tanah lapang ataupun di masjid. Berikut ini adalah urutan tata cara Shalat Gerhana, sebagaimana disiarkan melalui laman resmi muhammadiyah.or.id :
1. Imam menyerukan as-salatu jamiah.
2. Takbiratulihram.
3. Membaca doa iftitah.
4. Membaca taawuz, basmalah, lalu membaca surat al-Fatihah, disusul surah panjang dengan jahar.
5. Rukuk, dengan membaca tasbih yang lama.
6. Mengangkat kepala dengan membaca sami‘allahu li man hamidah, makmum membaca rabbana wa lakalhamd.
7. Berdiri tegak, lalu membaca surat al-Fatihah disusul surah panjang, tetapi lebih pendek dari surat yang dibaca pertama.
8. Rukuk, sambil membaca tasbih yang lama, tetapi lebih singkat dari yang pertama.
9. Bangkit dari rukuk, membaca sami‘allahu li man hamidah, rabbana wa lakal-hamd.
10.Sujud.
11.Duduk di antara dua sujud.
12.Sujud.
13.Bangkit dari sujud, berdiri tegak mengerjakan rakaat kedua, seperti rakaat pertama, tanpa membaca doa iftitah.
14.Salam.
15.Setelah salat, imam berdiri menyampaikan khutbah, berisi nasihat serta peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah, serta mengajak memperbanyak istigfar, sedekah dan berbagai amal kebajikan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar