JAKARTA, POTRETKITA – Sekitar 70 persen penularan varian baru Virus Corona disebut mengancam anak. Untuk itu, kampanye taat protokol kesehatan di lingkungan anak perlu terus digaungkan.
![]() |
| Para Komisioner KPAI dan jajaran |
‘’Psikologis tumbuh kembang anak hanya bisa di ajak dengan pesan positif. Tidak mungkin reaktif, disinformasi dan hoax, apalagi mengirim pesan negatif dan bernada keras. Tentu akan lebih sulit lagi kita mengajak anak anak taat Protokol Kesehatan,’’ tegasnya.
Dikatakan, KPAI di ulang tahun yang ke 17 ini melakukan kampanye positif dengan slogan Aku Bangga Pakai Masker - Aku Siap Kalahkan Virus. Kampanye positif penting dilakukan di tengah wabah dan mudahnya penularan varian baru covid 19, terutama ancaman virus varian baru yang dinyatakan 70 pesen lebih mudah menular kepada anak anak.
Kampanye taat Prokes juga digaungkan BNPB, ujarnya, bersama Kementerian dan Lembaga serta Organisasi Anak sebelumnya. Namun di tengah situasi pandemi mudahnya menular kepada anak, KPAI ingin lebih keras lagi sosialisasi edukasi ini diupayakan berbagai pihak.
Kampanye positif ini dimaksudkan mengajak dan mendukung anak-anak berada dalam lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya, di tengah pandemi yang mudah menular pada anak. Kampanye positif diharapkan dapat mengajak anak menjadi taat Protokol Kesehatan dengan mendapatkan informasi yang layak dikonsumsi anak pada umurnya, sehingga dapat membangun partisipasi anak.
KPAI menyarankan semua produk dan jasa yang menyasar anak, baik online, offline dan daring juga untuk ikut mengkampanyekan bersama kampanye positif bersama, bahkan mengajak anak berprestasi dalam kampanye positif ini, dengan berbagai karya. Mengajak swasta, pemerintah daerah mengisi ruang iklannya di berbagai sudut kota, dengan ajakan anak anak taat prokes melalui karya karya mereka. Karena penting pendidikan sebaya dan setara ditumbuhkan guna efektifitas ajakan.
Bagaimana dengan pengurangan mobilitas anak diluar? ‘’Karena tidak ada jaminan anak anak tidak tertular, juga tidak ada jaminan juga teman temannya taat prokes. Untuk itu, tidak mungkin, selain setiap lingkungan aktif mengingatkan dan mencegahnya. Membangun kampanye positif.’’ sebutnya.
Dengan membangun peran serta anak dalam kampanye melawan Covid. Memenuhi lingkungan sekitar, ruang keluarga, ruang kamar, ruang gadget mereka dengan karya karya anak bertema pandemi. Menjadi kunci aktif mengingatkan ‘dari mereka untuk mereka’.
Tentu di dalam pembatasan PPKM, tidak ada situasi yang ideal. Dan menekan angka penularan Covid pada anak, sangat bergantung pada anak lainnya. Yang artinya disana ada peran orang tua. Kadang kala anak sudah dirumah, tapi virusnya yang terbawa ke rumah.
Artinya keberhasilan menekan ini, menurut Jasra, menuntut perhatian semua orang tua, dalam gerak bersama. Karena melindungi anak butuh orang sekampung, tidak bisa dilakukan orang tua sendiri sendiri. tidak bisa orang tua membatasi anak, apalagi hanya memenuhi satu hak anak, karena seiring itu kebutuhan hak anak lainnyaharus dipenuhi. Tentu kita berpatokan pada pembatasan ketat, inovasi layanan dan mendukung pemusatan bantuan pada anak anak dan keluarga.
Tentu saja karena situasi yang tidak ideal, orang tua tetap harus beraktifitas ceria dan menyenangkan dari rumah. Untuk itu penting media hiburan, para pendongeng, media edukasi yang menghibur menghadirkan tontonan dari rumah. Agar anak anak tidak selalu bersama gadgetnya.
‘’Untuk mengurangi penularan, kita juga penting mendengar kabar Vaksin untuk Anak sampai sejauh mana? Apakah sudah ujicoba sampai di fase aman untuk anak? Ini jadi pekerjaan rumah berat untuk BPOM memastikan anak terpenuhi hak haknya di tengah pandemi menyasar anak,’’ sebutnya.
Kita juga tidak ingin anak anak kita mengalami Loss Learning. Dengan Angka Partisipasi Pendidikan yang menurun, namun disisi lain dengan datangnya Covid-19 menyasar anak, ada hal lain yang perlu dibangun institusi pendidikan, dalam tetap membangun partisipasi peserta didik pada pencegahan Covid-19.
Justru keberhasilan pendidikan saat ini, adalah bagaimana menciptakan angka partisipasi pendidikan dalam melawan Covid-19 bersama para siswanya. Melalui institusi pendidikan kita ingin membangun partisipasi anak, menjadi generasi aktif pengurang dampak bencana Covid-19 dari rumah, lingkungan dan sekolah. Karena bagaimanapun ke depan anak anak tetap akan kembali PTM.
Di awal pandemi Covid-19 dan perjalanannya kita belajar, seringkali disinformasi atas penanganan Covid-19, menjadi dampak buruk di masyarakat. Yang menyebabkan ketidak patuhan atas instruksi kepala daerah.
‘’Contoh saja soal Vaksin yang didominasi oleh sikap politik serampangan dibanding substansinya. Yang berujung hoax, kebenaran di atas kebenaran, yang membuat kebingungan masyarakat. Yang berujung pada akhirnya semua orang butuh Vaksin. Untuk itu kita berharap pengalaman buruk ini tidak terjadi pada anak anak,’’ tegas Jasra.
Dia berpendapat, disinformasi ini benar-benar harus ditinggalkan, kalau kita ingin menyelamatkan dan mengajak mereka taat prokes dimana saja. Karena merekalah yang sepenuhnya menentukan nasib kita dan Indonesia ke depan, kita tidak mungkin menolak anak yang tertular Covid-19. Mari berikan yang terbaik, semampu kita, di masa krisis anak anak indonesia menghadapi pandemi. Kita harus yakinkan anak anak Indonesia mampu dan percaya diri mengatasi pandemi ini. Dengan kampanye positif bersama.
Ultah KPAI juga bertepatan dengan tanggal lahir Presiden Jokowi. Yang tentu saja ini menjadi bagian kebahagiaan anak anak Indonesia juga. Untuk itu kita berharap Kampanye Positif KPAI disambut semua pihak, dalam mengirimkan semangat untuk semua anak anak dan keluarga. Dengan mengatakan bersama Aku Bangga Pakai Masker – Aku Siap Kalahkan Virus.
Terakhir, keluarga aktifis anak Indonesia juga menghaturkan belasungkawa sedalam dalamnya, bahwa garda terdepan perlindungan anak, juga terancam situasi pandemi. Beberapa aktifis anak senior anak di masa pandemi telah mendahului kita semua, seperti Yanto Mulya Pibiwanto Ketua Umum Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak (LKSA PSAA), Marzuki Ketua Lembaga Jaringan Penanggulangan Pekerja Anak (Jarak) dan hari ini Dhanang Sasongko Sekjen Lembaga Perlindungan Anak Pusat (LPAP) atau yang biasa disebut Komnas PA.
Untuk itu lewat Ultah KPAI kami ingin mengirimkan spirit untuk semua aktifis anak dan keluarga yang ditinggalkan. Tentu ini menjadi kesedihan yang tak berkesudahan, semua aktifis anak berduka. Namun amanah perjuangan mereka juga harus diteruskan dalam rangka melindungi anak anak Indonesia. Untuk itu mari kita teriakkan keluarga Indonesia, bahwa kita mampu melawan bersama sama kondisi ini. Bahwa dengan peristiwa ini, kita semakin termotivasi untuk mengingatkan dan menjaga semua di sekitar kita.
Kita berharap situasi ini, pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, para aktifis anak, para pengasuh anak, para pelindung anak merapatkan barisan bersama dalam Kampanye Positif ini. Semoga keluarga para aktifis anak, para pengasuh, para pelindung anak, para organisasi anak, kementerian dan lembaga yang bekerja untuk anak dan anak anak, di jaga dan selamat dari ujian pandemi Covid saat ini.
Dalam Ultah ke 17 ini, KPAI mengajak terbatas para tokoh anak yang pernah menjadi Komisioner di KPAI untuk gerakan bersama Penandatanganan dan Cap Tangan dengan tema KPAI KUAT, Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Anak Efektif, Indonesia Maju. Acara ini dihadiri Deputi Perlindungan Khusus Anak KPPPA Nahar, Ketua KPAI Periode 2014-2017 Asrorun Niam, Ketua, Wakil Ketua KPAI dan Anggota dan Sekretariat dan Staff. Di sela penandatanganan, di isi kegiatan permainan yang penuh keceriaan dengan prokes yang ketat, diantaranya permainan bakiak, memasukkan paku ke botol dan ular tangga.(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar