Catatan Diskusi Naskah Drama Bersama Komunitas Seni Kuflet - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

20 Juni 2021

Catatan Diskusi Naskah Drama Bersama Komunitas Seni Kuflet

PADANG PANJANG,  POTRETKITA –  Secara sederhana, drama itu dipahami sebagai karya fiksi. Isinya adalah ilustrasi kehidupan. Dengan menciptakan naskah drama, penulisnya harus mampu berpikir kritis.

Dua pakar teater dan drama dari ISI Padang Panjang; Dr. Dharminta Soeryana dan Dr. Sulaiman Juned (bermasker)

Demikian dikatakan Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang Dr. Dharminta Soeryana, Ahad (20/6), saat menjadi narasumber pada kegiatan serial diskusi yang dihelat Komunitas Seni Kuflet, asuhan Dr. Sulaiman Juned.


“Mencipta naskah drama  dapat mendorong penulisnya berpikir kritis dalam merebut imajinasi yang berserakan di lingkungannya. Hal inilah yang kita harapkan dalam diskusi kali ini. Semoga dengan hadirnya dramatug dan sutradara teater Dharmita Soeryana sebagai pemantik, dapat meransang ide-ide kreatif para dramawan muda di Komunitas Seni Kuflet,’’ ujarnya Sulaiman.


Sementara Dharminta menekankan,  secara sederhana drama dapat dipahami sebagai sebuah karya fiksi (sastra) yang berisi tentang ilustrasi kehidupan manusia.


Oleh karena itu, tegasnya, wujud fisik dari drama itu adalah sebuah naskah sebagai bahan baku, yang kemudian diolah untuk produksi drama. Naskah drama, tegasnya, baru dapat dikatakan sebagai naskah drama, ketika dipentaskan dan pementasan itu sendiri disebut teater.


‘’Hal inilah yang menjadikan naskah berbeda dari karya-karya sastra lainnya karena penonton dapat menikmati naskah yang dihidupkan, ditranformasikan ke panggung secara nyata. Tentu saja penonton mendapatkan pengalaman yang lebih banyak, ketimbang sekedar membaca naskah,” jelasnya.


Dikatakan, drama merupakan karya sastra yang menggambarkan realitas kehidupan manusia melalui dialog dan gerak. Naskah drama representasi lakuan dan dialog tokoh-tokoh di dalamnya. Maka bagi si penulis naskah drama dikenal dengan sebutan dramawan.


Setiap naskah drama, kata dia, umumnya memuat tema, plot (linier-sirkuler-episodik), tangga dramatik (eksposisi-komplikasi-klimaks-resolusi atau penyelesaian), penokohan (psikologi-fisikologis-sosiologis), dan latar (tempat-waktu-sosial).


‘’Unsur-unsur tersebut merupakan rangkaian berstruktur dan saling memelihara kesinambungan cerita dari awal sampai akhir yang berfungsi menjaga kesinambungan cerita, tutur pimpinan Teater Plong Kota Padangpanjang itu.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad