Rumah Tangga dan Sendi-sendi Sosial Oleng Diserang Covid-19 - Potret Kita | Ini Beda

Post Top Ad

Post Top Ad

20 Juni 2021

Rumah Tangga dan Sendi-sendi Sosial Oleng Diserang Covid-19

YOGYAKARTA, POTRETKITA.net – Sendi-sendi sosial kini mulai condong dan nyaris rebah dihantam badai Covid-19. Rumah tangga sebagai benteng sosial, kini banyak yang oleng. Ancaman perceraian suami istri kian menjadi-jadi.

Fathurrahman++Kamal
Ketua Majlis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal.(muhammadiyah.or.id)

Dalam kondisi demikian, Muhammadiyah lewat Majlis Tabligh dan para muballighnya diminta meningkatkan aktifitas, sehingga sendi-sendi sosial dan rumah tangga islami bisa terselamatkan.


‘’Pandemi Covid-19 merupakan badai yang sempurna untuk menguji hubungan pasangan suami istri. Selama pandemi ini, angka perceraian di Indonesia meningkat hingga 50 persen,’’ kata Ketua Majlis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal, sebagaimana dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Ahad (20/6).


Fathurrahman mengutarakan itu, saat berlangsung kegiatan gabungan antara Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dengan Majlis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (17/6), yang diikuti elemen-elemen terkait di lingkungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.


Selain kasus perceraian, menurut dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) juga meningkat tajam. ‘’Terjadi perubahan prilaku sosial semacam itu, harus menjadi perhatian khusus muballigh Muhammadiyah,’’ tegasnya.


Sebagai muballigh, ujar Fathurrahman,  seharusnya tidak hanya berkutat pada persoalan Covid-19 dalam konteks medis saja, karena wabah ini sudah melahirkan berbagai macam perubahan prilaku sosial dan keagamaan. Tapi, tegasnya, umat Islam harus tetap optimis dan husnuzon (berprasangka baik).


Kehidupan manusia saat ini, diakuinya, mengalami kehilangan keseimbangan. Maka, tegasnya, Allah menakdirkan sesuatu. ‘’Artinya semua yang terjadi di alam ini berdasarkan ketentuan Allah. Kalau ada orang yang meninggal dunia, apakah tenggelam atau Covid-19, penyebabnya adalah satu: ajal,’’ tegasnya.


Dikatakan, musibah adalah cara Allah agar manusia mengingat-Nya, dan sekaligus untuk menyatakan ketidakberdayaan manusia sebagai makhluk. Untuk itu, dia mengajak semua kaum muslimin, agar memahami hikmah di balik musibah, serta senantiasa berbaik sangka kepada Allah.


Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir telah mengingatkan, terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia beberapa pekan belakangan, tidak bisa terlepas dari sikap manusia yang abai, sombong, dan merasa diri tidak takut.


Sedangkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menyebut, warga Muhammadiyah tidaklah termasuk golongan umat yang menganggap Covid-19 adalah konspirasi.


‘’Saya kira, orang Muhammadiyah itu tidak baik atau tidak bisa menggunakan akalnya, jika tidak percaya adanya wabah Covid-19. Pandemi ini nyata. Banyak yang sakit. Banyak yang menderita. Banyak yang meninggal dunia,’’ katanya.


Ditegaskan, Muhammadiyah sudah membuat MCCC yang tugasnya menghadapi wabah ini dengan serius. Persyarikatan Muhammadiyah, menurut dia, juga telah menyediakan rumah sakit, dokter, dan keperluan medis lainnya untuk menanggulangi Covid-19 tersebut.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad