JAKARTA, POTRETKITA.net - Gempa yang mengguncang Banten, Jakarta, dan Jawa Barat merusak seribuan rumah dan bangunan. Getaran kuat gempa, Jumat (14/1) sore itu dirasakan di Jawa dan Sumatera.
foto medcom.id |
''Gempa itu terasa kuat di Jakarta karena efek tapak lokal lapisan tanah lunak dan tebal di Jakarta, yang memicu resonansi gelombang gempa, yang akhirnya guncangan mengalami amplifikasi fenomena vibrasi periode panjang, karena gempa kuat yang sumbernya jauh. Hingga Sabtu (15/1) sore, termonitor 36 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 dan terkecil 2,5,'' katanya.
Sementara itu, data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Serang melaporkan 16 unit rumah rusak sedang, di Kabupaten Lebak ada sebanyak 12 unit rumah rusak berat, 3 unit rusak sedang, 21 rusak ringan dan 3 unit bangunan sekolah. Di samping itu juga dilaporkan satu warga mengalami luka ringan terdampak gempabumi.
Selanjutnya, di Kabupaten Sukabumi ada 3 unit rumah rusak sedang dan 6 unit rumah rusak ringan serta di Kabupaten Bogor terdapat 8 rumah rusak sedang.
Guncangan gempabumi yang berpusat di 7.21 LS dan 105.05 BT pada kedalaman 40 kilometer itu dirasakan kuat selama 2-4 detik di 11 lokasi di wilayah barat Pulau Jawa dan Selatan Pulau Sumatera. Guncangan itu membuat masyarakat berhamburan keluar ruangan untuk menyelamatkan diri dari hal yang tidak diinginkan.
Adapun rinciannya meliputi Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten Lebak di Provinsi Banten. Kemudian Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok di Jawa Barat. Selanjutnya adalah Provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten Lampung Barat.
Sebagai antisipasi, masyarakat diharapkan agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Dihimbau juga agar masyarakat tetap tenang dan memastikan informasi resmi bersumber dari pihak yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPBAbdul Muhari, Ph.D. menjelaskan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung lokasi terdampak gempabumi M 6,6 di Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1) pagi.
Peninjauan tersebut dilakukan Suharyanto setelah menyelesaikan rangkaian kunjungan kerja di tiga tempat, yakni Bali, Banyuwangi dan Lumajang sejak Kamis (12/1), dengan agenda penguatan sarana, prasarana dan kesiapan Bali-Banyuwangi dalam mengantisipasi COVID-19 varian Omicron serta mendampingi Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dalam peninjauan hunian sementara (huntara) bagi para korban terdampak erupsi gunungapi Semeru di Kabupaten Lumajang.
Setelah mendarat di Jakarta dari rangkaian kunjungan kerja tersebut, Kepala BNPB didampingi Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Zaherman Muabezi, beserta rombongan lain langsung menuju Kabupaten Pandeglang menempuh jalur darat.
Pada peninjauan tersebut, Kepala BNPB melihat perkembangan situasi dan kondisi terkini sekaligus memberikan arahan langsung dalam penanganan darurat gempabumi. Di samping itu, Kepala BNPB juga akan menyerahkan dukungan berupa logistik dan peralatan kepada pemerintah Kabupaten Pandeglang guna meringankan beban warga terdampak dan membantu percepatan penanganan darurat gempabumi. Adapun beberapa dukungan tersebut meliputi 3 set tenda pengungsi, 300 selimut, 5.000 masker KF94, 500 paket perlengkapan keluarga dan permakanan.
Sebelumnya, dua jam setelah terjadinya gempabumi, Suharyanto telah memerintahkan jajaran BNPB untuk turun langsung ke lokasi terdampak guna kaji cepat dan memberikan pendampingan lebih lanjut kepada pemerintah daerah. Intruksi itu segera ditindak lanjuti oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB dan Tim Penanganan Darurat beserta Tim Logistik dan Peralatan BNPB.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar