Kuflet Konsisten Melahirkan Sastrawan - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

01 Maret 2022

Kuflet Konsisten Melahirkan Sastrawan

PADANG PANJANG, POTRETKITA.net - Komunitas Seni Kuflet Kota Padang Panjang konsisten melahirkan para sastrawan muda. Beragam kegiatan dilakukan untuk mewujudkannya, di antaranya penerbitan buku-buku antologi.

Pendiri sekaligus penasihat Kuflet Dr. Sulaiman Juned menjelaskan, gerak Kuflet sudah melewati waktu 24 tahun. Banuyak sastrawaa, teaterawan, dan seniman yang dihasilkan. ''Kita juga terbitkan karya-karya anggota dalam bentuk buku antologi, misalnya puisi, seperti yang dilincurkan beberapa hari lalu. Buku antologi yang kita luncurkan itu bertajuk Sumbu," kata Sulaiman.


Menurutnya, menandai terbitnya buku itu, pihaknya menggelar kegiatan diskusi dengan menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Dosen ISI Padang Panjang Dr. Asril Muchtar, Dr. Syahrul N, dan moderator Muhammad Subhan. Kegiatan juga demarak dengan penampilan monolog oleh Siti Nuratikah dan pembacaan puisi oleh seorang penyabir muda hasil binaan Kuflet; Soeryadarma Isman.


Buku Antologi Sumbu itu, menurut Ketua Panitia Sherly Eka Putri, merupakan puisi bersama yang untuk pertama kali diterbitkan Kuflet, melibatkan anggota dan alumninya sekaligus. Dengan demikian, ujarnya, Sumbu diharap bisa mencapai sasaran dengan baik.


Asril dalam paparannya menjelaskan, menulis ini sangat  penting dan Kuflet sudah melakukan pembinaan ini selama 24 tahun. Kuflet telah melahirkan penyair, cerpenis, dan novelis serta dramawan juga teaterawan. Buku Sumbu, imbuh direktur Pascasarjana ISI Padang Panjang itu, sebagai bukti Kuflet selalu melahirkan ide-ide kreatif yang dituangkan dari ruang imajinasi kreatif menjadi karya.


Apresiasi disampaukan pula oleh Dosen Seni Teater ISI Padang Panjang Sahrul. Menurutnya, Sumbu merupakan kerja nyata dari Kuflet yang terus mempertahankan ruang kreatifitas dalam dunia sastra di Sumatera Barat. Memang dalam antologi yang tidak memiliki tema seperti ini, karyanya akan beragam. Tentu dalam hal ini Kurator/Editor harus bekerja keras dalam menyeleksi karya-karya penyair pemula dan senior yang ada di Kuflet.


Sementara sutradara teater; Dr. Yusril mengatakan, membaca puisi apabila di bait pertama menarik pilihan diksinya,  tentu akan menarik untuk membaca keseluruhan puisi. Saya dalam kumpulan puisi Sumbu ini sangat menarik membaca puisi Sherly Eka Putri dan Muhammad Subhan, ada tawaran-tawaran baru yang saya dapatkan dari pilihan diksinya. Kebetulan baru dua puisi penyair ini yang baru saya baca serius dalam buku Sumbu.


Bagi Dr. Dharminta Soeryana, puisi itu sebuah dokumen budaya, Sosial.  Puisi dapat menggambarkan fakta yang ada. Menulis puisi buat saya rumit karena itu saya memilih menjadi pembaca puisi saja.  "Namun seriuslah menjadi penulis, karena akan mampu menciptakan sejarah," tuturnya.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad