TANAH DATAR, POTRETKITA.net - Pasar Ternak Batusangkar di Cubadak, Kamis (2/5) ini kembali dibuka, setelah ditutup selama 14 hari. Penutupan pasar ternak terbesar di Kabupaten Tanah Datar tersebut dalam upaya memutus rantai penularan virus penyebab Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Biosekuriti, sebagaimana dijelaskan Dosen Fakulta Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali Dr. Ida Bagus Ngurah Swacita, merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan atau menyebar keluar peternakan, untuk memisahkan inang (ternak) dari bibit penyakit atau sebaliknya.
“Dalam rentang waktu penghentikan kegiatan pasar ternak selama 14 hari, diharap sapi atau hewan ternak lainnya yang terpapar PMK sudah melewati masa inkubasi. Sebelum pasar kembali beroperasi, kita melakukan sterilisasi, dengan melakukan pembersihan dan disinfektan” jelas Varia.
Selain itu, imbuhnya, setiap ternak yang akan dibawa masuk ke Pasar Ternak Batusangkar yang berasal dari luar Tanah Datar, wajib dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Hewan ternak itu juga diwajibkan diperiksa kondisi kesehatannya sebelum masuk pasar ternak.
Pemeriksaan, imbuhnya, dilakukan di pos pintu masuk pasar ternak yang dilakukan petugas medik veteriner dan para medik veteriner. Bagi yang terindikasi atau memiliki gejala PMK, tehadnya, maka hewan ternak tersebut tidak diperbolehkan memasuki lokasi pasar dan harus segera meninggalkan lokasi.
Penutupan pasar ternak itu, dilakukan Pemkab Tanah Datar pada rapat yang dipimpin Bupati Eka Putra, diikuti jajaran terkait, untuk mengantisipasi penularan virus penyebab PMK pada hewan ternak. Penutupan pasar dan pengawasan keluar masuk ternak, juga melibatkan aparat kepolisian.
Pada rapat yang juga diikuti pimpinan DPRD dan perwakilan Asosasi Peternak itu, sempat juga muncul usulan untuk melakukan pengawasan intensif mada enam titik pintu masuk darrah berjuluk Luak Nan Tuo itu.
Kepada para saudagar hewan ternak, bupati menegaskan, setiap pembelian hewan ternak, sebaiknya dilakukan isolasi terlebih dahulu, sebelum diperjualbelikan kembali. Pemerintah daerah, imbuhnya, juga akan mengalokasikan anggaran untuk pengobatan hewan ternak, bila nanti ditemukan ada yang tertular virus PMK.
“Masyarakat tak perlu resah pula menyikapinya. Virus PMK ini tidak menular kepada manusia. Virus hanya menular kepada ternak yang berkuku belah,” tegasnya.
Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani pada kesempatan itu menjelaskan, masa inkubasi virus ini berlangsung sejak hari pertama tertular hingga 14 hari kemudian. Virus tersebut, tambahnya, dapat bertahan hidup lama dan berada di tulang, kelenjar, susu, dan produk susu olahan.
Tingkat penularannya, kata Sri, terbilang cukup tinggi tetapi tingkat kematian hewan ternak tertular terbilang rendah, yakni pada rentang satu persen hingga lima persen. Jadi, ucapnya, bila ditemukan gejala lemah, lesu, kaki pincang, air liur berlebihan, tidak mau makan, dan mulut melepuh, dapat dicurigai ternak tersebut terjangkit virus PMK. Untuk memastikan, dia menghimbau, hewan ternak itu dilaporkan ke pihak terkait agar dilakukan pemeriksaan dan pengobatan segera.
Penularan virus PMK, imbuhnya, bisa melalui kontak langsung, bisa juga kontak tak langsung. Bahkan, tegasnya, penularan melalui udara juga memungkinkan terjadi.(musriadi musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar