Oleh
Dr. Suhardin, S. Ag., M. Pd.
(Dosen Universitas Ibnu Chaldun Jakarta)
BANYAK orang yang benar tetapi dijadikan korban, dipersalahkan. Banyak orang yang benar-benar melakukan kesalahan fatal, tetapi tetap dicitrakan menjadi pahlawan, orang bersih tidak bersalah, karena memiliki kekuasaan.
Betapa banyak para pejuang yang bekerja pada lembaga tertentu, dengan ide kreatifitas yang sangat gila dapat memajukan lembaga, tetapi dengan senjata fitnah melalui berbagai isu. Isu yang strategis adalah isu korupsi dan nepotisme, sehingga membuat orang kreatif tersebut harus dijatuhkan dan diberhentikan.
Orang yang tidak berkemampuan dalam kerja profesional tetapi memiliki kemampuan dalam propaganda, penghasutan dan pembunuhan karakter, mendapatkan predikat pahlawan, kerena menguasai akses media dan beternak para buzzer.
Allah SWT melalui Nabi Yusuf AS telah memberikan pembelajaran kepada manusia secara umum dan orang-orang beriman secara khusus tentang kejamnya fitnah yang dilontarkan oleh Zulaikha terhadap dirinya, sehingga beliau lebih memilih penjara ketimbang hidup dalam kemewahan bersama keluarga Qithfir dan Zulaikha.
Tatkala rumah dalam suasana sepi, yang ada hanya Zulaikha dan Yusuf. Setan sukses membisikkan kepada Zulaikha tentang ketampanan Yusuf, setan sukses meningkatkan sahwat Zulaikha untuk melakukan hubungan yang yang tidak di redhai Allah dengan Yusuf, tetapi Yusuf tetap dalam pemeliharaan Allah SWT.
Dia takut untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, sekalipun secara manusiawi beliau tertarik dengan kecantikan Zulaikha, namun ketaqwaannya terhadap Allah mengalahkan sahwat yang ditiupkan oleh setan terhadapnya.
“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yususfpun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan dari dirinya keburukan dan kekejian, sungguh dia termasuk hamba kami yang terpilih”. (QS. Yusuf (12): 24).
Gelora sahwat pada dari Zulaikha, atas pertolongan Allah SWT dapat ditepis oleh Yusuf AS, sehingga Zulaikha hanya bertepuk sebelah tangan. Tetapi pada akhirnya kekecewaan yang tinggi pada diri Zulaikha membuatnya meradang dan membalikkan fakta, dan mengatakan kepada suaminya, yang juga bagian dari rezim yang berkuasa. Beliau menyatakan bahwa dirinya dilakukan pelecehan seksual oleh Yusuf AS.
“Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjara atau dihukum dengan siksa yang pedih”. (QS. Yusuf (12): 25).
Suami Zulaikha, Qithfir orang bijak penuh wibawa, berbeda dengan pejabat pada negara tertentu yang langsung membunuh dan menembak orang yang diadukan oleh istrinya melakukan pelecehan seksual. Sang paduka meminta seseorang yang menyaksikan untuk bersaksi dan memeriksa segala hal yang terakait dengan kasus pelecehan seksual.
Maka saksi memberikan panduan kepada paduka, bahwa jika gamis yang dikenakan Yusuf sobeknya di depan, berarti Yusuf melakukan percobaan perkosaan terhadap Zulaikha, tetapi kalau gamisnya sobek di belakang berarti Zulaikha yang memaksa Yusuf untuk berbuat yang tidak benar, sementara Yusuf berusaha untuk menghindar.
Sang paduka melakukan pemeriksaan dengan seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ternyata memang gamis yang dikenakan Yusuf, sobeknya di belakang.
Paduka dengan rendah hati memberikan nasehat kepada sang istri, bahwa kasus ini Yusuf yang benar, sementara sang istri telah melakukan fitnah dan berusaha untuk berbuat ha-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Beliau meminta istrinya untuk bertaubat. Istri menyadari bahwa propaganda yang ia lakukan tidak diterima dengan cek kosong oleh suaminya, maka ia tersipu malu meminta maaf kepada suaminya. Berbeda dengan istri di negara tertentu dan suami di negara tertentu yang langsung mengeksekusi orang yang sudah melakukan hubungan akrab dengan istrinya.
Hubungan dengan suami sudah bisa dipulihkan oleh Zulaikha dengan meminta maaf dari lubuk hati yang dalam, tetapi gosip di tengah netizen tidak dapat ditutupi oleh Zulaikha, beliau juga punya harga diri dan perlu melakukan pencitraan dan pembelaan diri.
Maka Zulaikha mengundang semua ibu darmawanita memberikan pisau tajam dan memberikan bahan untuk diiris-iris, di tengah keasyikan untuk mengiris-iris buah dengan pisau yang sangat tajam tersebut, Zulaikha mempersilakan kepada Yusuf untuk tampil dihadapan para ibu-ibu muda, mamah muda (mahmud) tersebut, sehingga banyak diantara mereka terpana dan tidak menyadari bahwa mereka melukai tangannya dengan pisau karena terpana melihat ketampanan dari seorang berondong muda yang bernama Yusuf.
“Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka tanpa sadar melukai tangannya sendiri” (QS Yusuf (12): 31)
Dengan pongah Zulaikha berpidato dihadapan komunitasnya dan mengatakan wahai para ibu-ibu sungguh aku telah berusaha untuk menundukkannya tetapi dia menolak. Jika ia tidak melakukan apa yang menjadi keinginanku maka penjara lebih tepat baginya dan dia akan menjadi orang yang hina.
Pada negara tertentu, banyak ibu-ibu pejabat yang memelihara berondong manis, diberikan fasilitas, keluarganya diberikan uang, semua keinginannya di berikan asal mau memberikan sesuatu yang menjadi keinginan dari para mamah muda yang haus kepuasan setaniyah.
Banyak diantara mereka malah memanfaatkan fasilitas negara untuk memuaskan birahi seksualnya dibawah pengaruh dan kekuasaan setan. Suami yang telah memberikan kepercayaan kepada mereka dikhianati. Negara yang telah memberikan fasilitas diselewengkan.
Tatkala sudah ketahuan menjadi konsumsi publik, pihak objek berusaha dihilangkan untuk menghilangkan bahan bukti dan para pengumbar sahwat tetap esksis dalam jabatan dan kehormatan dihadapan publik. Benar fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Dari pada repot memfitnah sekalian membunuh.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar