Resep Tegar dari Hajjah Rosmini - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

31 Juli 2022

Resep Tegar dari Hajjah Rosmini

SUNGAIPENUH, POTRETKITA.net - Hajjah Rosmini, lahir di Bukittinggi 1 Agustus 1940. Kampung beliau di Matur Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Persis 1 Agustus 2022 ini, beliau genak berusia 82 tahun.

Usia enam tahun sudah menjadi yatim. Ayahnya adalah walinagari Matur, meninggal dunia terkena serangan mortir Belanda yang ingin menjajah lagi pascakemerdekaan 1945.



Setelah kepergian ayah tercinta, Rosmini dan dua orang adik laki-lakinya tinggal bersama ibunya.  Ingin anaknya dapat sekolah lebih baik, Rosmini diserahkan ibunya ke Panti Asuhan Aisyiyah Bukittinggi. Hanya bertahan selama tiga bulan, Rosmini kembali ke kampung halaman di Matur dan sekolah di Sekolah Rakyat (SR) hingga tamat.


Kemudian melanjutkan pendidikan di SGB (Sekolah Guru Bawah) yang ada di sana. Kebijakan Pemerintah Indonesia  waktu itu untuk memenuhi Kebutuhan guru untuk rakyat adalah mendirikan SGB 4 tahun dengan ikatan dinas, setelah tamat langsung diangkat menjadi guru dengan SK Pemerintah. 


Banyak teman-temannya yang mengejek Rosmini masuk SGB. Menurut mereka SGB adalah sekolah orang miskin yang hanya diperuntukkan bagi  anak dari orang tua yang tak bertanggung jawab. Setelah mengetahui Rosmini tamat SGB langsung jadi guru pemerintah, malu lah mereka dengan semua ejekan tersebut. 


Setelah menjadi guru ia dinikahi oleh Asri, seorang pemuda asal Matur juga, tetapi sudah bekerja pada Departemen PU Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi dan tinggal di Sungaipenuh. Terpaksa Rosmini mengikuti suaminya dan pindah mengajar di Sungaipenuh. Di Sungaipenuh pertama kali mengajar di SDN 8. Ini terjadi tahun 1960-an. 


Dari Matur ke Sungaipenuh saat itu menempuh perjalanan selama satu minggu menggunakan kendaraan pedati dengan bawa bekal secukupnya. Puluhan tahun mengajar di Kerinci Sungaipenuh dan terakhir sampai pensiun dinas sebagai kepala di SDN 271 Desa Sumur Anyir.


Rosmini adalah guru dan kepala sekolah yang berprestasi dan pernah dapat penghargaan dari Presiden Soeharto. Begitu pula dengan anak-anak muridnya. Banyak yang sudah sukses dan berhasil. Banyak anak muridnya yang meraih prestasi baik tingkat daerah Kab.Kerinci, Provinsi Jambi maupun Nasional. Salah seorang muridnya pernah mendapat Juara Nasional Mengarang, yang kebetulan murid tersebut berasal dari Panti Asuhan Aisyiyah Sungaipenuh.


BACA PULAAnak Panti Asuhan itu Kini Bergelar Doktor

Dosen dan Birokrat itu Bangga Pernah Diasuh Panti Asuhan

Tugas Mulia Mengurus Anak Yatim dan Terlantar


Dari pernikahannya dengan Bapak Asri, mereka dikaruniai lima orang anak dua laki-laki dan tiga orang perempuan. Semuanya berhasil memperoleh pendidikan sampai ke perguruan tinggi dan menjadi orang yang sukses. Begitu pula sudah dikaruniai belasan cucu dan cicit.


Sebagai istri dan guru, Rosmini adalah perempuan yang memegang teguh prinsip dan istiqomah. Untuk seorang istri, ia hanya mau suaminya bawa uang ke rumah dari hasil gajinya yang sah dan menolak dari sumber yang tidak jelas asalnya, sekalipun saat itu sebagai pegawai PU Pak Asri memegang Jabatan yang strategis, tetapi dia tak mau suaminya melakukan tindakan yang salah dalam hal uang. Begitu juga saat Rosmini menjadi kepala sekolah.


Untuk urusan uang, ia adalah orang yang sangat berhati-hati menggunakan dana, sehinga sampai pensiun mereka belum punya rumah yang bagus. Mereka baru membangun rumah yang permanen setelah pensiun dari PNS. 


Tahun 2002 Rosmini pensiun dari guru. Kemudian bergabung jadi Pengurus Panti Asuhan Aisyiyah Sungaipenuh sebagai bendahara. Dia dipercaya sebagai kepala Panti Asuhan Putra Aisyiyah Kota Sungaipenuh periode 2015-2020.


Tahun 2006, bersama anak sulung dan menantunya menunaikan ibadah haji. Tahun 2006 juga suaminya tercinta H. Asri Sutan Pamenan meninggal dunia. 


Satu hal yang menarik untuk dicermati dari seorang Hajjah Rosmini adalah diusianya yang sudah senja ini, lebih dari 82 tahun. Beliau masih kelihatan sehat segar bugar. Beliau jarang sakit dan tidak pernah mengalami sakit berat yang harus menjalani rawatan rumah sakit.


Pernah penulis bersama keluarga besar Panti Asuhan membawa beliau rekreasi ke Pulau Jawa selama sepuluh hari perjalanan dengan bus, beliau tetap segar bugar. Bahkan saat kami berkunjung ke Candi Borobudur, beliau cukup kuat mendaki ke Puncak Candi Borobudur tanpa sedikitpun mengeluh atau merasa lelah. 


Kami coba telusuri apa rahasia di balik semua karunia Allah pada beliau itu. Dengan tersenyum beliau ungkapkan pada kami. "Kita harus kuatkan keimanan pada Allah SWT. Banyaklah amal ibadah, jagalah sholat lima waktu dengan selalu berjamaah, banyaklah sholat sunat termasuk Sholat Tahajjud, Dhuha. Rutinlah setiap malam membaca Al-Quran. Banyaklah berbuat baik pada orang lain. Bantulah sebisanya orang yang membutuhkan pertolongan kita, terutama keluarga sendiri, anak dan cucu," katanya.


Tapi ananda, imbuhnya, itu semua tidak cukup, kita harus melakukannya dengan penuh ikhlas. Insya Allah, Allah lebih tahu apa yang diberikan-Nya pada hamba yang ikhlas. Mungkin, katanya lagi, inilah kuasa Allah, banyak teman-teman sebaya Mak, ada yang sudah meninggal, ada yang masih hidup tetapi sudah pikun.


"Alhamdulillah, baca Al-Quran tidak pakai kacamata. Dan yang istimewa Mak masih bisa bersama ananda mengurus anak-anak yatim piatu dan terlantar di Panti Asuhan kita ini," tambahnya.


Demikian Buk Hajjah Rosmini yang biasa kami panggil Mak Ros. Semoga perjalan hidup beliau itu jadi inspirasi juga bagi kita semua.***


(KATIK SULAIMAN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad