Tidak Ada Pemenang dalam Perang
PIMPINAN Pusat Muhammadiyah menegaskan, tidak ada pemenang dalam perang. Dengan demikian, semua negara terlibat konflik harus terus didorong menuju perdamaian.
"Semua pihak harus memahami, tidak ada pemenang dalam perang ini, dan upaya mencapai keadilan dan perdamaian harus ditempuh melalui jalur diplomasi," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, Rabu (11/10), di Gedung Dakwah Muhammadiyah; Menteng, Jakarta.
PP Muhammadiyah menggelar jumpa pers khusus, menanggapi kecamuk perang yang meletus antara Israel dan Palestina, menyebabkan penderitaan bagi ribuan warga sipil. Banyak yang meninggal dunia dan terluka.
Haedar menyebut, perkembangan terbaru dalam konflik ini telah menggetarkan banyak hati dan merobek daging banyak orang. Penderitaan yang dialami oleh ribuan warga sipil, tegasnya, termasuk anak-anak dan perempuan, adalah bukti pahit dari kegagalan terus-menerus untuk mencapai solusi damai yang tahan lama.
Agar korban tidak terus bertambah, melalui Pernyataan Pers PP Muhammadiyah yang dirilis pada laman muhammadiyah.or.id ditegaskan, Persyarikatan Muhammadiyah mendesak agar lembaga internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, segera mengambil langkah-langkah tegas untuk mengakhiri kekerasan, dan menciptakan gencatan senjata yang memungkinkan ruang bagi dialog dan negosiasi.
Menurutnya, sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, Muhammadiyah menilai Indonesia perlu meningkatkan peran serta aktifnya dalam upaya penyelesaian konflik ini.
"Kita memiliki potensi untuk menjadi mediator yang efektif, berkontribusi dalam menjembatani perbedaan dan mempromosikan perdamaian," katanya.
Pertikaian Israel dan Palestina telah menjadi konflik berkepanjangan, serta menjadi isu geopolitik paling rumit dan sensitif dalam sejarah dunia modern.
Haedar menyatakan, ribuan tahun sejarah, agama, budaya, dan politik berkumpul dalam satu wilayah kecil yang telah menjadi medan pertempuran yang berlarut-larut.
"Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai upaya telah dicoba, namun upaya-upaya itu sering kali kandas. Sudah saatnya tindakan konkret diambil," katanya.(courtesy kiprahkita.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar