Kepemimpinan di Muhammadiyah Masih Tipe Panitia - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

08 Agustus 2022

Kepemimpinan di Muhammadiyah Masih Tipe Panitia

PAYAKUMBUH, POTRETKITA.net - Organisasi tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya, bila setiap organnya tak bergerak, sesuai fungsi masing-masing. Paling tidak, ada tiga macam orang yang dibutuhkan.

H. Asril Syamsu


"Menurut saya, paling tidak ada tiga macam orang dalam suatu organisasi kalau kita mau memajukannya, yakni pemikir, penggerak, dan pelaksana. Misalnya di bidang ekonomi, harus ada pemikir ekonomi, penggerak ekonomi dan pelaksana atau pelaku ekonomi," kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Payakumbuh H. Asril Syamsu.


Walau anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) itu pemikir ekonomi semua, tegasnya, belum tentu bisa memajukan ekonomi persyarikatan, jika mereka semuanya hanya pemikir ekonomi, tidak ada penggerak dan pelaku ekonomi. Dalam ideologi  misalnya, imbuhnya, harus ada pemikir ideologi (ideolog), penggerak dan pelaksana ideologi.


Menurutnya, organisasi itu statis. "Kalau kita mau menggerakkan organisasi perlu manajemen. Manajemen perlu leadership. Leader harus bisa mengambil keputusan dan punya human relation. Keputusan itu ada bersifat struktur dan insidentil," tegasnya lagi.


Asril menyatakan, Persyarikatan Muhammadiyah memiliki kepemimpinan tipe panitia. Tipe panitia ini menurut ilmu organisasi memiliki kelemahan yaitu lamban. Sebab, ujarnya, mengambil keputusannya harus bersama, rapat dulu, kadang-kadang tidak jadi rapat, karena anggota tidak berapa yang datang, lalu dijadwal ulang lagi rapatnya. Akhirnya satu bulan baru putus.


Menanggapi hal itu, Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM Sumbar Ki Jal Atri Tanjung membenarkan. "Benar sekali sanakku, pelaku di sini sebagai eksekutor. Eksekusi hasil pemikiran dan keputusan rapat sangat diperlukan, sehingga produk pemikiran dan produk rapat pimpinan, tidak hanya di atas kertas, tetapi diimplementasikan sesuai dengan keperluan organisasi dan masyarakat luas," katanya.

Tim LPCR bersama PDM Pabasko.


Saat berkunjung ke PDM Padang Panjang & Basko beberapa waktu lalu, Ketua LPCR Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Jamaluddin Ahmad yang didampingi Wakil Ketua PWM Sumbar Dr. Bakhtiar, M.Ag dan Ketua LPCR PWM Sumbar Ki Jal Atri, menegaskan, setiap orang yang bersedia dan dipercaya memimpin Muhammadiyah, harus menunaikan amanah itu dengan baik. Bila diabaikan, konsekuensinya adalah berdosa, karena telah menyia-nyiakan kepercayaan.


‘’Menunaikan amanah itu penting. Setiap pimpinan harus mendedikasikan waktunya untuk menunaikan amanah dengan baik dan menjalankan tugas yang sudah diberikan,’’ katanya.


BACA PULASering tak Hadir Rapat Sama dengan Lari dari Medan Jihad

Memilih Pimpinan Muhammadiyah Lebih dari Sekadar Persentase


Jamal menegaskan, salah satu bentuk dari menyia-nyiakan amanah adalah tidak mengikuti rapat-rapat pimpinan tanpa alasan yang dibenarkan syari (hukum Islam). Memimpin, menghadiri, dan memberi kontribusi dalam rapat-rapat persyarikatan adalah bagian dari jihad.


"Pimpinan tidak boleh berkali-kali tidak mengikuti rapat, kecuali ada alasan syariah Islam yang membenarkannya. Sering tidak menghadiri rapat di Muhammadiyah, itu sama dengan lari dari medan jihad. Berdosa,’’ tegasnya.


Menurutnya, mengembangkan organisasi itu dimulai dari rapat dan sering bertemu sesama pimpinan. Kalau ada cabang dan ranting Muhammadiyah yang mati atau hampir tak terdengar lagi kiprahnya, Jamal menyebut, perkaranya pasti bermula dari selalu gagalnya rapat-rapat pimpinan.***

(MUSRIADI MUSANIF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad