19.700 Orang Meninggal dalam Sehari Lantaran Kelaparan - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

30 September 2022

19.700 Orang Meninggal dalam Sehari Lantaran Kelaparan

JAKARTA, POTRETKITA.net - Tragedi kemanusiaan membuat pilu sepanjang hari. Bayangkan, rata-rata setiap hari di seluruh dunia, sebanyak 19.700 orang meninggal dunia karena kelaparan.

LINISEHAT.COM

"Bayangkan, saat ini ada 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut, dan 19.700 orang setiap hari meninggal karena kelaparan. Kondisi ini betul-betul sangat menggenaskan," ujar Presiden Joko Widodo.


Presiden mengatakan hal itu, Kamis (29/9), saat memberi arahan dalam usaha Tindak Lanjut Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, dan Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, diikuti paa menteri, kepala daerah, pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda, dan Kajati.


Presiden Jokowi mengatakan, saat ini dunia sedang dalam kondisi penuh ketidakpastian yang tinggi. Saat ini semua negara dalam keadaan sulit, dan ekonomi global juga dalam kondisi sulit untuk diprediksi, sulit dikalkulasi dan sulit untuk dihitung arahnya kemana dan seperti apa penyelesaiannya. 


Indonesia, tambahnya, harus bersyukur karena sejak tahun 2012 yang lalu sudah swasembada beras, dan dianggap memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dari Internasional Rice Riset Institute yang juga didampingi oleh FAO.


"Walau demikian kita jangan senang dulu, karena dunia tidak dalam kepastian. Krisis pangan, krisis energi, krisis finansial. Kondisi-kondisi seperti ini kita harus tahu dan harus hati-hati dengan ketidakpastian ini, karena ke depan kita tidak tahu seperti apa," kata Presiden Jokowi. 


Perlu kita ketahui bersama, tegasnya, momok terbesar semua negara saat ini adalah inflasi dan memicu kenaikan harga barang dan jasa. Oleh sebab itu, menurut presien, kita harus kompak, harus bersatu, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten dan kota sampai ke bawah dan semua kementerian/lembaga seperti kemarin saat kita menangani covid 19. Urusan Inflasi kita juga harus bisa bersama-sama.


Presiden menekankan, hal yang sangat ditakuti adalah inflasi pangan dan bahan makanan yang hingga bulan Agustus ini menjadi kontributor utama dari inflasi yang terjadi. "Urusan cabe merah, bawang merah, telur, tomat, beras dan lain-lain, ini harus kita perhatikan betul dan cek setiap hari. Kenapa harga tinggi? Karena produksi kurang, sehingga pasokan juga kurang. Tugas kita mengajak petani kita di daerah untuk menanam bahan makanan ini. Caranya, gunakan dana transfer umum dan dana tidak terduga untuk memproduksi ini supaya pasokan cukup," sampainya.


Bupati Tanah Datar Eka Putra, usai menerima arahan langsung dari Presiden RI menjelaskan bahwa Tanah Datar terkait masalah Inflasi fokus kepada barang dan jasa. 


"Alhamdulillah masalah bahan pokok yang disampaikan bapak Presiden Tanah Datar surplus dan tidak termasuk daerah yang diatensi oleh pemerintah pusat. Selanjutnya tentu kita akan fokus di bidang transportasi, biaya angkut bahan-bahan pokok akan kita bantu dengan APBD," terang Bupati. 


Bupati juga sampaikan bahwa selain transportasi yang akan menjadi perhatian utama adalah suplay bahan-bahan pokok ke daerah yang ada di wilayah kabupaten Tanah Datar. Kita, katanya, akan pastikan dulu seluruh daerah di Tanah Datar cukup, baru kita fokus bantu daerah lain terutama kabupaten Mentawai. Kenapa Mentawai menjadi prioritas ? Karena di Mentawai itu semua bahan pokok harganya tinggi.


Bupati juga sampaikan, terkait dengan Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Tanah Datar termasuk salah satu daerah yang mendukung kebijakan ini.


Terakhir masalah Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dikatakan Bupati Eka Putra, Tanah Datar akan terus mendorong seluruh instansi untuk terus meningkatkan program-program yang pro rakyat. "Intinya dari semua arahan bapak Presiden tadi, Tanah Datar berada di zona hijau, apalagi kita merupakan yang terbaik di wilayah Sumatera dalam pengelolaan inflasi daerah," pungkasnya.(Prokopim/hp; ed. mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad