Tahun ini, program bertajuk peningkatan literasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat kembali dilaksanakan. Tim Pengabdi diketuai oleh Adil Mubarak, dosen pada Departemen Ilmu Administrasi Negara, dan peneliti Pusat Riset Kebijakan Hukum dan Politik (Center of Policy, Legal and Political Research) LP2M UNP.
Adil menjelaskan, persoalan pencemaran lingkungan akibat sampah di Nagari Air Bangis saat ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup rumit. Upaya penanggulangan sampah dengan cara mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dilakukan saat ini, katanya, tidak dapat menyelesaikan persoalan.
Faktanya, sebut Adil, dua unit gerobak pengangkut sampah yang beroperasi di 10 Jorong kenagarian Air Bangis dengan luas wilayah 440,48 KM² tidak mampu mengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) berlokasi di Kampung Pinang, Jorong Bunga Tanjung, Nagari Air Bangis, sehingga bermunculanlah titik tumpukan sampah di sepanjang jalan nagari dan sepanjang pesisir pantai nagari.
“Nagari Air Bangis merupakan wilayah padat penduduk, dengan jumlah penduduk 27.275 jiwa, berpotensi menghasilkan timbunan sampah mencapai sebelas ton per hari, yang sebagian besar sampah tersebut adalah hasil dari sampah rumah tangga,” katanya.
Kondisi pencemaran lingkungan akibat sampah di Nagari Air Bangis, imbuhnya, diperburuk pula oleh kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sangat rendah.
Adil yang saat ini juga tercatat sebagai mahasiswa program doktor Kajian Lingkungan dan Pembangunan (KLDP) FE UNP ini menyebutkan, perlu dikembangkan pendekatan alternatif dalam pengelolaan dan pengolahan sampah.
Menurutnya, mengelola sampah tidak melulu fokus pada penyediaan infrastruktur publik, mulai dari penyediaan armada pengangkutan sampah, pembangunan fasilitas pembuangan sampah, hingga pengembangan teknologi pengolahan sampah di TPA yang implementasinya selalu terkendala oleh pembiayaan yang tidak memadai, kita akan tawarkan model pengelolaan sampah yang lebih partisipatif melalui pengelolaan sammpah berbasis masyarakat.
Pada kegiatan ini, tim bekerjasama dengan Kelompok Sadar Lingkungan (pokdarling) Kampung Padang, yang didirikan dan diketuai oleh Bapak Kahirul Anami SH.
“Pokdarling inilah yang diharapkan nanti menjadi pelopor dan penggerak pengelolaan sampah berbasis masyarakat tersebut. Pada kegiatan workshop yang diikuti 20 orang peserta yang terdiri dari pengurus pokdarling dan komunitas pencinta pantai Air Bangis (koppas) tersebut, tim memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan literasi peserta terhadap pengelolaan sampah berbasis masyarakat, agar peserta memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai,” jelasnya.
Dalam worshop tersebut hadir tim pakar dari UNP yaitu Dr. Lince Magriasti, M.Si, Boni Saputra, S.AP.M.PA, Nora Eka Putri, S.IP., M.Si, Dra. Jumiati., M.Si dan Rizki Safril, SH., M.Si. Tim menawarkan beberpa alternatif model pengelolaan sampah berbasis masyarakat, antara lain pengelolaan sampah dengan membentuk Bank Sampah, atau mengolah sampah melalui composting, atau alternatif lain mengolah sampah dengan cara pembudidayaan maggot.
Selain itu Tim juga akan melakukan pendampingan dalam penyusunan regulasi yang diperlukan untuk pengelolaan sampah seperti peraturan nagari atau yang lainnya.
Kegiatan ini dibuka oleh Wali Nagari Air Bangis Bapak Media Fitra, wali nagari menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Tim pengabdi dari UNP dan berharap kegiatan serupa dilakukan secara continue setiap tahun sampai benar-benar program pengelolaan sampah alternatif ini berjalan stabil.
Worskshop dilaksanakan di dua lokasi, pada hari pertama kegiatan dilaksanakan di aula kantor Wali Nagari Air Bangis, pada hari kedua seluruh peserta diajak untuk terjun langsung ke lapangan, dan kegiatan dilaksanakan di salah satu sudut pantai air bangis.
Tim pengbadi dan peserta serta pemerintah sepakat akan mengkaji secara komprehensif satu format yang paling ideal, dan sesuai yang akan dijadikan model pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini, untuk diusulkan kepada LP2M UNP pada tahun berikutnya pada program nagari binaan model tersebut dapat dijalankan oleh Pokdarling dan masyarakat.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar