LANGKAT, potretkita.net - Kampung itu disebut sebagai recycling village. Kampung yang dibangun dari daur ulang sampah. Letaknya di di Desa Timbang Jaya, Bukit Lawang, Kabupaten Langkat.
BACA JUGA
- Ngeri-ngeri Sedap Sudah Dinikmati Dua Juta Penonton
- Wagub Sumbang Rp100 Juta untuk Membangun Rumah Tahfiz
- Wagub Juara II Rally Danau Toba
Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, recycling village ini bisa menjadi magnet bagi wisatawan, terutama turis untuk datang ke destinasi unggulan Sumut tersebut.
“Pertama, dengan adanya tempat ini bisa menjadi salah satu magnet wisatawan untuk datang. Kedua, ini juga menjadi pusat edukasi,” ujarnya, sebagaimana dirilis Dinas Kominfotik Sumut pada laman resmi infosumut.id.
Menurut wagub, ketika tempat ini nantinya menjadi pusat edukasi, maka masyarakat terutama generasi-generasi muda juga memahami. bahwa sampah ini ke depannya menjadi hal yang berbahaya. Generasi ke depan, tegasnya, harus lebih peduli dengan lingkungan. Apalagi dari adanya pembangunan ini, paling tidak ada 25 ton sampah yang sudah terselamatkan.
“Untuk masyarakat lokal ketika tempat ini ada, maka memberikan efek ekonomis. Karena Recycling Village ini dibangun dengan membeli sampah masyarakat sekitar. Kemudian dikelola menjadi ecobrick yang menjadi pondasi dari bangunan ini,” sebutnya.
Wagub menegaskan, hal yang paling penting, ketika orang datang ke tempat ini, maka ekonomi Bukit Lawang juga tumbuh. Ini yang perlu kita sadari, katanya, satu sisi sampah ini membahayakan, membawa penyakit, dan lainnya. Namun jika dikelola dengan baik, jelas Musa, maka akan memberikan keuntungan ekonomi bagi kita.
Untuk itu, ia mengapresiasi Project Wings Indonesia di bawah naungan Bastian selaku Manager Program dari Jerman, Sabarata Bangun, Recycling Village Manager serta Iwan Purba yang telah menghadirkan tempat tersebut.
“Saya takjub dengan tempat ini. Sewaktu jalan pagi bertemu dengan Bastian dan melihat langsung bangunan ini sungguh luar biasa. Sekali lagi terima kasih,” ujarnya.
Sabarata Bangun kepada wagub mengatakan, kampung ini hadir agar masyarakat memahami pentingnya menjaga lingkungan. “Bangunan ini kami buat dari sampah plastik, kemudian dipadu dengan tanah serta bambu yang semuanya kami beli dari masyarakat di Bukit Lawang,” sebutnya.
Tempat ini sudah dibangun dari tahun 2020 lalu. Hanya saja sempat terkendala saat pandemi. Ditargetkan akhir 2023 pembangunannya sudah selesai, sehingga nantinya di tempat itu akan ada ruang edukasi, kemudian tempat anyaman dengan memberdayakan masyarakat lokal dan lain sebagainya. “Dan yang pasti harapan kami ini mengundang wisatawan untuk datang ke Bukit Lawang,” sebutnya.(diskominfosu; ed. mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar