BPBD Pasaman Barat Simulasi Tanggap Bencana - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

13 Desember 2022

BPBD Pasaman Barat Simulasi Tanggap Bencana

PASBAR, potretkita.net - Menyusul masih tingginya potensi bencana di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), mendorong Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) setempat melakukan usaha pencegahan.

Runtuh akibat gempa

Simulasi tanggal bencana menghadapi gempa bumi, Selasa (13/12), dilaksanakan bagi siswa tiga sekolah SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) di Kecamatan Talamau.


Simulasi tanggap bencana selama tiga hari itu, Senin sampai Rabu, 12-14 Desember 2022 ini diikuti ratusan siswa, dan didampingi perwakilan guru dari sekolah yang bersangkutan. Ketiga lembaga pendidikan tingkat dasar itu adalah, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Talamau SDN 06 Talamau dan SDN 07 Talamau. Dan kegiatan ini dilaksanakan di komplek SDN 05 Talamau, Sinurut, Kecamatan Talamau.


Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pasaman Barat Zulkarnain, didampingi Kasi Kesiapsiagaan Jhon Hardi, mengatakan, simulasi ini merupakan program BPBD Pasaman Barat. Kecamatan Talamau, merupakan salah satu kecamatan di Pasaman Barat, rawan gempa.


Gempa tektonik dengan kekuatan 5,1 pada Scala Richter (SR), disusul 6, 1 dan seterusnya tanggal 25 Februari 2022 lalu, berpusat di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau. Dari peristiwa itu, ratusan rumah warga rusak berat, sedang, dan rusak ringan, termasuk Delapan sarana ibadah (mesjid dan musholla), Lima lembaga pendidikan, dan Empat warga Kajai meninggal dunia.


Diuraikan Zulkarnain, bagi sekolah bersama siswa dan majelis gurunya yang ditunjuk sebagai sekolah SPAB di Kecamatan Talamau, diharapkan dapat mengikuti kegiatan simulasi kebencanaan tersebut dengan baik. Hal ini sekaitan Kecamatan Talamau, merupakan salah satu kecamatan rawan terjadinya bencana alam, malah.intensitas kerawanannya cukup tinggi.


Simulasi ini, ulasnya lagi, mengedukasi siswa agar selalu siap dan siaga menghadapi kondisi bencana, jika memang terjadi. Bencana adalah hal yang pasti dan tidak kita ketahui kapan dan dimana bencana akan terjadi. Selain itu, ia berharap pihak sekolah dapat membentuk satuan tugas (Satgas) bencana. Dengan begitu, langkah-langkah yang harus dilakukan para siswa dan guru ketika terjadi bencana dapat dilakukan dengan maksimal.


Simulasi selama tiga hari ini, selalu diawali ketika siswa sedang belajar di kelas masing-masing. Lalu suara bel sekolah tiba-tiba berbunyi, menandakan seolah-olah terjadi gempa bumi yang terjadi, seperti di sekitar sekolah, tempat mereka asik belajar.


Mendengar suara bel sekolah, para guru yang mengajar dihadapan para siswa, menginstruksikan agar berlindung ke kolong meja. Setelah suasana tenang, para siswa diarahkan keluar ruangan dengan tetap melindungi bagian kepala menggunakan tas dan berkumpul di lapangan. Setelah berkumpul di lapangan, para guru memeriksa kondisi siswa. (gmz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad