ANKARA, potretkita.net - Gempa bumi yang mengguncing Turki bagian Utara dan sebagian Suriah, Senin (6/2), meruntuhkan tidak sedikit bangunan. Taksiran korban meninggal pun mencapai angka puluhan ribu jiwa.
![]() |
FOTO-FOTO PARSTODAY.IR |
Laman berita Iran parstoday.ir menyebut, gempa besar itu memporakporandakan bangunan di Provinsi Aleppo, Latakia, Hama, dan Tartus. Gempa kali ini disebut-sebut sebagai gempa terkuat yang mengguncang kawasan itu sejak 1995 lalu.
Sementara itu, United States Geological Survey (USGS) memprediksi, korban meninggal sejak dari Turki hingga Suriah bisa mencapai 10 ribu orang. Menurut pemberitaan CNNIndonesia.com, USGS mencatat 47 persen peluang korban meninggal dunia tembus antara 100 dan 1.000 jiwa. Sementara 20 persennya lagi bisa menjangkau antara 10 ribu dan 100 ribu.
Prediksi ini diambil dari pemodelan berdasarkan sejarah gempa bumi di wilayah tersebut. Perkiraan juga ditentukan dari pertimbangan populasi yang terkena guncangan terberat dan kerentanan struktur di zona yang paling terdampak.
"Jumlah korban yang tinggi dan kerusakan hebat kemungkinan besar terjadi dan bencana itu kemungkinan besar meluas," bunyi laporan USGS, sebagaimana dikutip dari laman cnnindonesia.com.
Laman berita nbcnews.com melaporkan, hingga sore ini masih banyak orang yang terperangkap di reruntuhan bangunan. Warga bergabung dengan tim penyelamat untuk mencari korban selamat dalam kondisi beku, dengan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, karena tingkat kehancuran menjadi jelas dari gempa dini hari yang kuat.
Gempa mengguncang, sebut situs berita itu, saat orang-orang masih nyenyak tempat tidur mereka. Getaran fempa terasa hingga Mesir dan Siprus.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki mengatakan, jumlah korban tewas telah mencapai setidaknya 1.014 orang di negara itu saja, dengan 7.003 lainnya terluka.
Di Suriah, di mana sekitar 4 juta orang terlantar akibat perang saudara selama hampir 12 tahun, ratusan lainnya tewas di gedung-gedung yang sudah hancur atau melemah akibat pengeboman.
Sejumlah media lokal melaporkan, selain bangunan publik dan warga, Kastil Gaziantep yang amat terkenal di Turki itu juga tubuh. Cuplikan dari media lokal dan sosial menunjukkan bagian dari kastil kuno, yang terletak di atas reruntuhan bukit berusia 6.000 tahun, yang telah runtuh dari sisi bukit dan berserakan di jalan terdekat.
Erdogan mengatakan, itu adalah bencana terbesar di negara itu sejak 1939, Menurutnya, sekitar 2.818 bangunan runtuh akibat gempa dan gempa susulan.
“Karena upaya pemindahan puing-puing terus berlanjut di banyak bangunan di zona gempa, kami tidak tahu seberapa banyak jumlah korban tewas dan luka-luka akan bertambah. Harapan kami adalah agar kami pulih dari bencana ini dengan korban jiwa seminimal mungkin,” katanya.
Siaran televisi Turki juga menyiarkan peristiwa memilukan pascagempa besar itu. Ada cuplikan tim penyelamat menarik seorang anak perempuan dan laki-laki, keduanya tertutup debu tetapi hidup, dari bawah puing-puing ketika salju terlihat jatuh di dalam apa yang tampak seperti gedung apartemen yang runtuh.
Sejauh ini, belum diperoleh angka pasti korban meninggal dan luka-luka. Petugas penyelamat masih berjibaku menggali puing-puing bangunan, dan mengevakuasi para korban.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar