Nasionalisme Koran Soeara Bondjol dari Medan - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

13 Februari 2023

Nasionalisme Koran Soeara Bondjol dari Medan

Laporan Musriadi Musanif

dari Arena Hari Pers Nasional (HPN) 7-12 Februari 2023 di Medan

 

MEDAN, potretkita.net – Di sebuah ruangan dalam kawasan Gedung Serba Guna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, terlihat barisan surat kabar lama. Dipajang dalam deretan peti kaca laksana akuarium.

 

Gedung yang terletak di sayap kanan tenda kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023,  7-12 Februari 2023 itu, adalah tempat digelarnya pameran media massa yang terbit di Kota Medan sejak zaman Penjajahan Belanda. Namanya Pameran Perjalanan Tiga Abad Pers di Indonesia.

 

Ada banyak deretan media yang dipajang yang menggunakan Bahasa Melayu, Bahasa China, dan Bahasa Belanda. Waktu itu, belum ada Bahasa Indonesia.

 

Selain menggelorakan semangat etnik yang terwakili lewat nama medianya, koran-koran kuno itu juga menyajikan berita menarik, khususnya berita budaya, politik, dan ekonomi. Media itu juga mendorong usaha-usaha menuju Indonesia merdeka dan lepas dari kekangan penjajah.

 


Ada banyak media yang tebit di Medan pada awal 1900 itu, di antaranya Soenting Melajoe, Pandji Karo, Tjermin Karo, Bintang Karo, Poesaka Karo, Soeara Djawa, Benih Merdeka, Palito Batak, Anak Batak, Sinondang Baroe, Batak Bergerak, Mandailing, Jong Batak, Pewarta Deli, dan banyak lagi media lainnya, baik koran maupun majalah.

 

Lantaran penulis berasal dari Provinsi Sumatera Barat, fokus perhatian adalah mencari media-media zaman itu yang berbasis Minangkabau.

 

Sebuah caption bertuliskan: “Dulu pers Sumut tumbuh dari kesadaran etnis menuju kesadaran nasional. Orang Minang buat koran di Medan Soeara Bondjol 1923.”


Ini tentu menarik dan menyita perhatian. Pasalnya, kalau menyebut dunia jurnalisme di Medan, perhatian kita umumnya tersita kepada Buya Prof. Hamka dengan koran Pelita Andalas (1927) dan Pedoman Masjarakat (1936). Nah, Soeara Bondjol sudah eksis di tengah-tengah masyarakat Medan yang multietnis sejak 1919.

 

Sebuah penelitian untuk skripsi berjudul Analisis Surat Kabar Soeara Bondjol dalam Berita Politik pada Masa Kolonial di Medan (1919-1925), ditulis oleh Uci Armayanti, mahasiswi Jurusan Pendidikan Sejarah Univesitas Negeri Medan (Unimed) ditemukan banyak hal terkait dengan koran itu.

 

“Surat kabar Soeara Bondjol pertama terbit pada tahun 1919, dilatarbelakangi oleh kebutuhan organisasi Setia Bondjol’ untuk menyampaikan pesan pemikiran sesuai maksud dan tujuan organisasi yaitu demi kepentingan, kemajuan, dan kesejahteraan orang bondjol,” tulis Uci.

 

Menurutnya, organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, pertanian, perdagangan, industri, agama, dan hal lain yang dianggap penting.

 

Usaha bersama yang dilakukan oleh tim redaksi dan pengurus organisasi Setia Bondjol, terangnya, menjadi kekuatan bagi Surat Kabar Soeara Bondjol untuk bertahan cukup lama, yaitu tahun 1919-1925.

 

Diterangkan juga, Soeara Bondjol merupakan media komunikasi masyarakat Bonjol yang ada di kampung dan yang ada di rantau, untuk kemajuan Bondjol, Negeri Nan Tiga Laras Rajo Nan Ampek Selo, di Tanah Minangkabau. Saat ini, Bonjol merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.

 

Uci dalam penelitiannya itu menjelaskan, Soeara Bondjol pada umumnya memuat berita atau informasi yang berkaitan dengan aktifitas perkumpulan Setia Bondjol.

 

Tulisan berupa berita dan artikel yang terbit di Soeara Bondjol berceritga babyak tentang perkembangan dan kekuaran sosial masyarakat Bonjol, baik yang bermukim di kampung halaman maupun perantauan.

 

“Pandangan dan potret kampung halaman maupun rantau dimuat dalam tulisan-tulisan Soeara Bondjol, sangat dipengaruhi oleh kekuatan–kekuatan sosial yang sedang berkembang di masa itu,” jelasnya.

 

Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan konteks. Bahasa itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.

 

Surat Kabar Soeara Bondjol yang hadir di jang HPN 2023 di Medan itu, diharap mampu membangkit kembali memori kolektif kita tentang perjuangan media massa di zaman kolonial. Khususnya, menyangkut peran dan kiprah para Jurnalis Minang di perantauan.

 

Surat kabar Soeara Bondjol sebagai surat kabar yang menyarakan hak-hak masyarakat Bondjol khususnya, untuk melawan penjajahan yang dilakukan oleh kolonial di Tanah Deli. Semangat nasionalisme Soeara Bondjol terbukti sangat tinggi.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad