Mengutamakan Program Tahfidz Alquran Semata adalah Kesalahan Sistemik - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

07 Maret 2023

Mengutamakan Program Tahfidz Alquran Semata adalah Kesalahan Sistemik

TANAH DATAR, potretkita.net - Telah terjadi kesalahan sistemik dalam pengajaran Al-Quran. Semua pihak makin terbawa oleh pandangan, yang menempatkan kegiatan menghapal (tahfidz), sebagai kegiatan paling utama dalam pangajaran Al-Quran.


Demikian dikatakan tokoh nasional asal Nagari Sumpu, Kecamatan Batipuh Selatan; Andrinof A. Chaniago, saat memberi sambutan pada penyerahan hadiah bagi santri yang berhasil Menghafal dan Memahami Kandungan Makna Alquran dalam Surat Al-Hujurat, di Masjid Raya Nagari Tanjuang, Kecamatan Sungayang.


Coba lihat saat ini, ujarnya, mulai dari pendiri rumah belajar Al-Quran, sekolah-sekolah, pemimpin daerah, politisi, hingga stasiun TV lokal, berlomba memberi penghargaan terhadap penghapal (hafidz) Al-Quran. Mereka mengabaikan pendidikan paham Al-Quran, dan mengabaikan perintah nyata untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman, pelajaran, petunjuk dan bimbingan untuk menjalani kehidupan.


“Tren cara pandang dan cara penempatan Al-Quran seperti ini akan membuat umat Islam makin tertinggal. Karena, cara perlakuan yang keliru terhadap Al-Quran ini makin sistemik dan makin melembaga secara luas. Itu akan membuat makin banyak anak-anak hapal Al-Quran, tetapi makin sedikit yang berpedoman kepada Al-Quran dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” katanya. 


Menurut Andrinof yang pernah menjadi menteri/kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu, sekarang sudah terlihat banyak tokoh masyarakat yang tidak kenal rujukan-rujukan dalam Al-Quran untuk urusan ekonomi, membaca alam, memajukan pendidikan, dan sebagainya.


"Tidak ada satu ayat pun dalam Al-Quran yang menyerukan menjadikan Al-Quran sebagai hapalan. Seruan yang berulang-ulang adalah menjadikan Al-Quran sebagai pedoman, bimbingan, petunjuk dan pelajaran. Tujuan seruan itu adalah agar perilaku sebagai hamba Allah adalah perilaku yg bermanfaat dan tidak melakukan kerusakan," tegasnya.


Andrinof yang merupakan wakil komisaris utama Bank Mandiri itu menjelaskan, melalui Gerakan Aksi Literasi Islam (GALI), pihaknya berupaya memberikan penghargaan kepada santri hafal faham Alquran itu, sebagai apresiasi sekaligus memotivasi anak agar tidak hanya sekadar menjadi hafidz, tetapi juga memahami maksud dan kandungan ayat yang mereka hafal.


Pilihan jatuh terhadap Surat Al-Hujurat pada gerakan saat ini, menurutnya, karena surat itu banyak berbicara tentang akhak mulia yang akhir-akhir ini mulai terasa mengalami krisis.


“Kegiatan ini menyeimbangkan penghafalan dan pengamalan Alquran dalam kehidupan, minimal hafal juz 30. Menghafal dan memahami harus seimbang, kini masih banyak menghafal dari memahami. Menghafal Al-Quran bukan perintah tertinggi, karena ada paham dan pengamalan berada di atasnya,” sebutnya.(mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad