Anwar Abbas Sebut Solusi Melawan Resesi dengan Pepatah Minang - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

15 Januari 2023

Anwar Abbas Sebut Solusi Melawan Resesi dengan Pepatah Minang

JAKARTA, potretkita.net - Ketua Pimpinan Pusat Muhammaiyah Buya Dr. Anwar Abbas berpendapat, di Minangkabau terdapat beberapa pepatah yang sudah berurat berakar di kehidupan warga. Pepatah itu diyakini mampu memotivasi umat dalam menghadapi resesi global.


 BERITA LAINNYA 


Buya menyebut, Allah SWT di dalam Surat Al-Baqarah ayat 155 berfirman, bahwa hidup manusia akan diuji dengan sedikit rasa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa, dan kekurangan buah-buahan.


"Ujian itu adalah suatu kondisi krisis dalam berbagai aspek: baik itu politik, keamanan, ekonomi, kesehatan, gizi, hingga finansial. Meski dipastikan mengalami krisis, namun manusia tetap diperintahkan Tuhan untuk bersabar.


Bersabar itu, ujanya saat memberi Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (13/1/2023),  tidak dalam makna pasif yaitu menunggu, tapi kita berusaha semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan.


Agar dapat melewati suatu krisis dengan baik, katanya, perlu kreativitas individu sekaligus kreativitas kolektif atau kolektivitas jama’i.


“Oleh karena itu ada filosofi di kalangan masyarakat Minangkabau, apa sikap kita menghadapi krisis ekonomi supaya ada optimisme yaitu duduk sendiri bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang,” ujarnya, sebagaimana dirilis muhammadiyah.or.id; laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diakses dan dikutip pada Ahad (15/1) pagi.


Maksud dari pepatah ini, ujarnya, adalah krisis apapun akan terasa lebih mudah dihadapi jika semua pihak saling bergotong royong dan bahu membahu mengatasi masalah tersebut.


“Dalam menghadapi krisis dan masalah yang cukup luas, maka tidak mungkin bagi kita menghadapi itu secara sendiri-sendiri. Dan kalau kita menghadapi sendiri-sendiri maka beban masalah itu akan terasa sangat berat karena hidup ini sudah terintegrasi sedemikian rupa sehingga akan sulit bagi kita,” kata Anwar.


Karenanya, imbuhnya, agar tercipta suatu keadaan di mana rakyat mau bergotong royong  dan memiliki sifat kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah, menurut Anwar, diperlukan rasa kesatuan dan persatuan dari semua pihak.


:Oleh karena itu bagi saya secara kolektif terutama kehidupan berbangsa dan bernegara, maka kesatuan dan persatuan di antara warga bangsa itu harus kuat. Dan kalau seandainya kita bisa meningkatkan rasa kebersamaan di antara kita, maka rasa-rasanya seberat apapun masalah itu akan bisa kita atasi. Karena kata orang bijak berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,” katanya.(muhammadiyah.or.id; ed. mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad