Muhammadiyah Sayap Utama Kemerdekaan Indonesia - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

08 April 2023

Muhammadiyah Sayap Utama Kemerdekaan Indonesia

TANAH DATAR, potretkita.net – Ibarat burung yang terbang indah di angkasa, mengepakkan sayap kiri kanan dengan harmonis. Menjelajah dunia dengan leluasa.


BACA JUGA


Begitulah perumpamaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang kini menjadi salah bangsa yang diperhitungkan di kancah internasional.


“Kemerdekaan negara ini diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945, di bulan Ramadhan. Proses untuk merdeka itu sangatlah panjang. Nah, ibarat burung itu tadi, NKRI bisa melenggok indah di angkasa dengan kemerdekaan yang diraih, tentu memerlukan kepakan sayap yang kokoh,” ujar Tokoh Muda Muhammadiyah Sumatera Barat H. Afrizon.


Kepala Dinas Sosial PPPA Kabupaten Tanah Datar itu, mengutarakan hal tersebut saat berceramah di hadapan jamaah Masjid Taqwa Muhammadiyah Jorong Padanglaweh, Nagari Padanglaweh Malalo, Jumat (7/4) malam, dalam agenda kunjungan Tim Khusus Safari Ramadhan Bupati Tanah Datar Tahun 1443 H, dipimpin Bupati Eka Putra.


Salah satu sayap penting bagi Indonesia untuk meraih kemerdekaan itu, ujarnya, adalah Persyarikatan Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 1912. Lalu kemudian disusul sayap kedua Nahdhatul Ulama (NU) pada tahun 1926.


“Muhammadiyah adalah salah satu sayap kemerdekaan Indonesia sebagai sayap pertama, disusul sayap kedua bernama NU. Ada pihak yang tidak senang dengan kekuatan yang dimiliki kedua sayap ini. Lalu, mereka berusaha mengadudomba,” sebut Afrizon.


Pihak pengadudomba itu, tegasnya, selalu berupaya membenturkan antara Muhammadiyah dengan NU, NU dengan pemerintah, dan Muhammadiyah dengan pemerintah. Padahal, sebutnya, warga kedua organisasi umat Islam Indonesia itu sudah sangat dewasa yang tak mudah diadu-adu seperti itu.


Perbedaan kecil sekalipun antara Muhammadiyah, NU, dan pemerintah dalam memahami dan mengamalkan Islam di bidang aqidah, ibadah, dan muamalah, para pengadudomba itu akan berusaha mengipas-ngipasnya, sehingga kesannya pecah dan tak bisa dipersatukan lagi.


“Padahal kenyataannya tidak demikian. Muhammadiyah dan NU amat menyadari, Agama Islam telah menyebabkan umat jadi satu. Tak mudah diadudomba, dipecahbelah, dan dibentur-benturkan hanya untuk kepentingan sesaat,” tegasnya.


Agar kepakan sayap Muhammadiyah dan NU dalam membawa terbang indah negeri ini, Afrizon menyebut, pemerintah berupaya menyeimbangkan pembangunan antara jiwa dan fisik.


“Pemerintah yang baik adalah yang membangun jiwa rakyat, pembangunan fisik iya juga. Mental spritual dibangun menyeimbangkannya dengan fisik. Tahfidzul Quran bagian penting dari usaha membangun jiwa itu,” sebutnya.


Berbicara pembangunan Tahfidzul Quran, menurut Afrizon, Kabupaten Tanah Datar di bawah pimpinan Bupati Eka Putra, saat ini berada di posisi terdepan. Program Waqaf Seribu Hafidz, Satu Rumah Satu Hafidz, dan perkembangan pesat Rumah-rumah Tahfidz, tak bisa dilepaskan dari konsep pembangunan di daerah berjuluk Luhak Nan Tuo itu.


“Bapak Eka ini adalah kader tulen Muhammadiyah. Beliau merupakan kader biologis karena anak dari tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah. Beliau juga menjalani proses kaderisasi di Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Eka ingin mewujudkan Tanah Datar Kabupaten Tahfidz. Negeri yang madani. Mari sama-sama kita dukung,” ajaknya dan diamini para jamaah.


Dalam misi pengembangan tahfidz ini, menurut Afrizon, Eka ingin pada 2045 nanti separo warga Tanah Datar sudah menjadi hafidz, sehingga akan terpilih pemimpin-pemimpin yang hafal, paham, dan mengamalkan Al-Quran. Kalau sudah seperti itu, ujarnya, maka Tanah Datar Kabupaten Madani itu akan menjadi kenyataan.(musriadimusanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad