SUATU kali dia bercerita di dinding facebook pribadinya. Menumpahkan unek-unek, kecewa, dan prihatin terhadap keadaan yang dihadapi. Dia mengaku terpurangah ketika mendengar cerita; kaca spion mobil milik ustad hilang ketika parkir di jalanan, di depan sebuah masjid.
Mobil sang ustad terbilang baru. Dia memarkir kendaraan di pinggir jalan, karena areal parkiran masjid penuh, sementara waktu dia akan memberi ceramah tabligh akbar sudah kasib.
Parkiran sejumlah masjid di negeri ini memang terbilang sempit. Bahkan ada yang tak punya sama sekali. Tapi ada juga masjid yang lapangan parkirnya cukup luas, tetapi tidak digunakan oleh jamaah masjid atau orang yang punya urusan ke masjid itu.
Dia adalah tokoh umat, pimpinan di lingkungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, pernah juga jadi pimpinan dan dosen di Universias Muhammadiyah Sumatera Barat, dan memimpin Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumatera Barat.
Dalam memimpin dia tegas, konsisten dengan penegakan aturan, namun bersahaja dan bersahabat. Ada saja kreatifitas dan inovasi yang muncul dari gagasannya. Itu pulalah sebabnya, mungkin, dia senantiasa nampak enjoy dan bahagia dalam bertugas memimpin.
Dia juga seorang mubaligh dan ustad, tapi bukan ustad yang kehilangan kaca spion mobil di masjid itu. Jam terbangnya sudah tak terhitung. Tempatnya memberi pengajian pun meluas dari Sumatera Barat hingga Riau, Jambi, dan beberapa tempat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar