TANAH DATAR, POTRETKITA – Bagi Anda penikmati pesona destinasi wisata, jangan lupa berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar. Di sinilah pusat warisan budaya Minangkabau, terkombinasi indah dengan kemolekan alam.
Aktivitas pertanian tradisional di Nagari Pariangan. |
Destinasi wisata yang amat pantas dikunjungi wisatawan jumlahnya amat banyak di Tanah Datar. Beberapa destinasi wisata utama di Tanah Datar biasanya ‘meledak’ dikunjungi para perantau dan wisatawan di musim-musim liburan. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini pun, kunjungan wisatawan masih terbilang banyak. Ada protokol kesehatan yang diterapkan dengan ketat di lokasi-lokasi wisata.
Istano Basa Pagaruyuang, warisan budaya yang bernilai tinggi di Nagari Pagaruyung, biasanya dikunjungi puluhan ribu wisatawan. Kini, segala sesuatunya telah selesai dibenahi, dan siap menerima kunjungan wisatawan.
“Banyak hal yang bisa dipetik dengan berkunjung ke Istano Basa Pagaruyung. Ada pesona budaya, ada juga pesona alam yang indah di jajaran perbukitan di belakangnya. Bagi saya, membawa anak-anak ke sini adalah perkara wajib,” ujar Eman, 34, seorang pengunjung dari Bukittinggi.
Bukan hanya Istano Basa, bila Anda berkunjung ke Pagaruyung, jangan lupa mampir ke Masjid Nurul Amin yang tak berapa jauh dari komplek istano. Dari sini, pemandangan indah terhampar ke arah istano. Di masjid yang megah itu, Anda bisa menunaikan ibadah shalat dengan aman dan nyaman.
Destinasi lain yang juga dipadati pengunjungi setiap lebaran adalah wisata Danau Singkarak. Bila Anda berkunjung ke sini, maka lokasi yang pas untuk menikmati pesona danau adalah dari kawasan Ombilin, Pasir Jaya, dan Tanjung Mutiara.
Tapi bila Anda ingin panorama yang lebih dari itu, Anda tentu bisa berkunjung ke Pusaran Angin di kawasan Payo. Dari ketinggian perbukitan itu, Anda bisa menyaksikan pesona Singkarak dengan utuh. Anda akan berasa di angkasa bila menukikkan pandangan ke arah danau kebanggaan warga Sumatera Barat itu.
Untuk berkunjung ke puncak Pusaran Angin yang pernah dikunjungi Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden RI itu, disarankan Anda menggunakan sepeda motor. Pasalnya, tanjakan yang tinggi dengan tikungan tajam, disertai kondisi jalan sempit, menjadi rawan kecelakaan bila menggunakan kendaraan roda empat.
“Pokoknya, Tanah Datar adalah daerah tujuan utama wisata di Sumbar. Ada beragam daya tarik wisata di sini. Ada wisata alam, wisata sejarah, wisata bahari, wisata budaya, atraksi seni tradisional, dan daya tarik wisata lainnya yang jumlahnya mencapai 150 buah”. Kutipan kalimat itu, bersumber dari ucapan tiga bupati Tanah Datar yakni M. Shadiq Pasadigoe pada periode 2005-2010 dan 2010-2015, Haji Irdinansyah Tarmizi (alm) periode 2016-2021, dan Eka Putra periode 2021-2026.
Atraksi seni tradisional yang biasanya menyedot banyak pengunjung adalah tari-tarian, lukah gilo, alu katentong, dan sebagainya.
Nah, bila Anda sudah memutuskan untuk berkunjung ke Tanah Datar, dipastikan tidak cukup satu hari yang harus disediakan. Selain Istano Basa Pagaruyuang dan Danau Singkarak, Anda juga perlu untuk mampir di Air Terjun Lembah Anai, Prasasti Aditiawarman, Nagari Tuo Pariangan, Nagari Wisata Pandai Sikek, Balairung Sari Tabek, Panorama Tabek Patah, Bukik Shaduali, Batu Angkek-angkek, Batu Batikam, dan Rumah Gadang Kampai Nan Panjang.
Tak cukup menikmati pesona alam dan budaya, Anda tentu tak bisa lepas pula dari kuliner khas. Di Tanah Datar ada kawa daun, dakak-dakak, ikan bilih goreng, pisang salai, karupuak jangek, dan lamang tapai. Selain disediakan oleh pedagang di kiri-kanan jalan kawasan wisata, kuliner khas itu juga bisa Anda dapatkan di Pasar Tradisional Batusangkar.
Lantas darimana jalan Anda hingga sampai ke pusat kota budaya itu? Ada sepuluh pintu masuk menuju Batusangkar yang umumnya sudah memiliki jalan yang mulus, yakni dari Payakumbuh via Lintau Buo Utara, Payakumbuh via Piladang, Bukittinggi via Baso, Bukittinggi via Padang Panjang, Padang dan Padang Pariaman via Lembah Anai, Padang Panjang via Kubu Karambie, Solok via Ombilin, Solok via Malalo, Sawahlunto via Padang Gantiang, dan Sijunjung via Sitangkai.
PARIANGAN
Selain Pariangan, desa-desa lain yang masuk kelompok terindah di dunia versi majalah itu adalah Desa Wengen di Swiss, Eze (Prancis), Niagara on The Lake (Kanada), dan Cesky Krumlov (Ceko).
Tokoh masyarakat Pariangan; Amrizal Dt. Marajo dan H. Arisno Dt. Andomo menyatakan, pada dasarnya masyarakat Pariangan siap menyambut kedatangan para wisatawan. Dengan keramah-tamahan warga dan pesona panoramanya, pihaknya siap menyikapi rencana pengembangan Pariangan di masa mendatang.
“Kami menyadari, kini baru pesona alam saja yang kita banggakan. Sesungguhnya, banyak keunggulan Pariangan yang dapat dinikmati, baik budaya maupun tradisi masyarakat. Infrastruktur pendukungnya saja yang mesti dibenahi segera,” jelas keduanya.
Untuk sampai di Pariangan, wisatawan yang berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Disarankan, wisatawan agar menggunakan minibus atau van guna memudahkan mobilisasi ke berbagai destinasi wisata di nagari berpenduduk lebih dari 6.479 jiwa itu.
Nagari ini berada di ketinggian 700 hingga 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di sini terdapat sebuah masjid berusia ratusan tahun tahun. Ada juga kuburan panjang Tantejo Gurhano, sejumlah rumah gadang, kolam air panas, prasasti dan banyak warisan Minangkabau masa lalu.(MUSRIADI MUSANIF)
BILA ANDA BERNIAT, BERMINAT, DAN BERENCANA UNTUK MENIKMATI PESONA TANAH DATAR, JANGAN RAGU, KIRIM SAJA APLIKASI VIA CHAT WHATSAPP KE NOMOR 081363119119 ATAU EMAIL MUSRIADI@GMAIL.COM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar