Perjalanan Hidup Haji Amran Penuh Lika-liku - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

06 September 2021

Perjalanan Hidup Haji Amran Penuh Lika-liku

PADANG, POTRETKITA.net - Warga Sumatera Barat kembali kehilangan tokoh panutan. Haji Amran Sutan Sidi Sulaiman meninggal dunia, Senin (6/9) sekira pukul 06.00 WIB di Padang.

Gubernur Sumbar Buya H. Mahyeldi Ansharullah saat melepas jenazah Haji Amran.(kominfo pp)

Ayah kandung Walikota Padang Panjang H. Fadly Amran itu, selain sebagai saudagar juga dikenal sebagai tokoh pendidikan dan aktifis Persyarikatan Muhammadiyah.


Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat Dr. H. Shofwan Karim Elha, Haji Amran adalah salah seorang tokoh utama dalam pengembangan amal usaha Muhammadiyah, sejak masih berusia muda. Bahkan, kiprah beliau dalam memimpin pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah yang terletak di jantung Kota Padang, demikian nyata. ''Almarhum adalah panutan kita dalam berorganisasi,'' ujarnya.


Jenazah almarhum Haji Amran dimakamkan di Komplek Universitas Baiturrahmah dan RSI Siti Rahmah Padang, setelah dishalatkan di Masjid Baiturrahmah Padang dengan diimami salah seorang putranya; dokter Wahyu Amran.


Sejumlah tokoh Sumbar juga terlihat pada prosesi penyelenggaraan jenazah almarhum, di antaranya Gubernur Sumbar Buya H. Mahyeldi Ansharullah beserta Wakil Gubernur Audy Joinaldy, Wakil Walikota Padang Panjang H. Asrul, Ketua DPRD Padang Panjang Mardiansyah, dan lain-lain,


Dinas Kominfo Kota Padang Panjang merilis, Wako Fadly dengan penuh haru menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh handai taulan, apabila semasa hidup almarhum ada yang tidak berkenan atas tindak tanduk beliau.


"Mohon doa, selama 92 tahun beliau hidup bila ada perbuatan yang menyakiti kami memohon maaf. Semoga semua amal ibadah beliau diterima Allah SWT.  Apabila selama hidup di dunia ada utang piutang, pihak keluarga siap menyelesaikan," tuturnya.


Haji Amran semasa hidupnya dikenal sebagai seorang saudagar yang mengawali usaha dengan menjual minyak tanah eceran. Meningkat menjadi agen dan kemudian berhasil menyewa petak toko untuk berdagang keperluan harian di Kota Padang Panjang. Banyak lika-liku usaha yang dijalankan.


Haji Amran juga pernah memulai usaha dengan berjualan kain di kaki lima Pasar Mambo (sekarang Koppas Plaza) Kota Padang. Di samping itu, almarhum juga membagi waktu dengan mengikuti kuliah pada Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Namun Haji Amran tidak puas dengan mempelajari masalah ekonomi saja dan merasa perlu untuk mempelajari seluk beluk hukum. Haji Amran pun ikut pula kuliah sebagai pendengar pada Fakultas Hukum.


Lalu, sampai tahun 1962 setelah mendapat kesempatan menjadi agen semen, Haji Amran beralih haluan ke agen garam dan berhasil, sehingga teman-temannya menjulukinya Raja Garam. 


Singkat cerita, Haji Amran kemudian mendirikan  Yayasan Pendidikan Baiturrahmah seiring dengan mendirikan Universitas Baiturahmah. Salah satu fakultas favoritnya ialah Fakultas Kedokteran Gigi. Persiapan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran tentulah tidak sama dengan persiapan mendirikan fakultas lainnya.


Umumnya, pendapat orang waktu itu adalah tidak mungkin Haji Amran yang tidak punya latar belakang pendidikan kedokteran atau pendidikan tinggi lainnya akan sanggup mendirikan sebuah Fakultas Kedokteran yang begitu tinggi, rumit, hebat dan mahal itu. Akan tetapi Haji Amran terus melangkah sembari berdoa kepada Allah, akhirnya semua dapat terwujud.


Universitas Baiturrahmah yang mulanya hanya menumpang di gedung SD Baiturrahmah, sejak November 1998 resmi menempati kampus barunya seluas 7,6 hektar di kawasan Aie Pacah Padang. Ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, komputer, labor bahasa yang cukup memadai. Terlebih utama dari segalanya itu adalah sebuah masjid, tempat bagi para mahasiswa, dosen, pegawai, untuk sama-sama sujud di hadapan Allah SWT, setelah bekerja keras untuk kejayaan masa depan dan amal saleh untuk akhirat.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad