PASAMAN BARAT, POTRETKITA.net - Ahad 28 November 2021, di hari ketiga kunjungan Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Jamaluddin Ahmad, dalam rangka asesmen Penilaian LPCR Award 2022 di Sumatera Barat, setelah mengunjugi PCM Talamau yang masuk nominasi, melakukan pertemuan singkat dengan PCM se=Pasaman Barat.
Pertemuan itu bertempat di Komplek Islamic Centre Alamanda Kinali. Mas Jamal --sapaan akrab mantan ketua umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah itu, didampingi Wakil ketua PWM Sumbar Dr. Bakhtiar, Ketua LPCR PWM Sumbar Ki Jal Atri Tanjung, Sekreraris Al Imran Yunus, Syahrial, dan PDM Pasaman Barat (Pasbar).
Meskipun pertemuan singkat, dsi saat hari hampir gelap menjelang senja Magrib. Biasanya waktu seperti itu waktu santai dan konsentrasi kurang karena lelah seharian, dan ini normal secara umum. Itulah yang hampir dirasakan semua PCM se-Pasbar yang sejak siangnya menunggu tim LPCR dari Kinali. Namun dengan gaya “sersan satu”, istilah Ki Jal Atri Tanjung, Muhammad Jamaluddin telah mampu membakar semangat PCM se Pasbar. “Sersan satu” singkatan dari serius tapi santai, sampai tuntas.
Advokat senior itu dalam closing statemennya menjelang azan Maghrib menyampaikan, “Inilah pak Jamal dengan gaya sersan satu, serius tapi santai, sampai tuntas, bapak-bapak PCM tidak ada yang mengantuk. Tapi apa yang beliau sampaikan perlu komitmen kita, bapak-bapak di PCM melaksanakannya,” pinta Ki Jal.
Memang sesi awal pertemuan LPCR PP Muhammadiyah dengan PCM se-Pasbar, usai ekspos PDM Pasbar, Mas Jamal diberikan kesempatan untuk memberikan pencerahan dan semangat ber-Muhammadiyah, terutama menjadi aktivis cabang ranting bagi peserta pertemuan.
Mas Jamal memberikan materi tentang indikator cabang unggul. Menjadi cabang unggul berdaya saing tidak cukup dengan kerja kata, tapi kerja nyata menggeliatkan amal usaha.
”Bapak-bapak cabang unggul itu ada enam indikator nge(ya). Yakni: aspek pembinaan jamah, kepemimpinan manajemen organisasi, pemberdayaan sosial ekonomi keummatan, amal usaha Muhammadiyah, kaderisasi partisifasi AMM dan aspek pemanfaatan media digital” Paham nge (ya)?,'' tanya Jamaluddin sambil senyum dan guyon santun khas Jogjakarta.
Setiap indikator yang enam tersebut masih memiliki sub masing-masing indikator. Jamaluddin melanjutkan penjelasanya, “Aspek pembinaan jamaah itu sederhananya, jamaah harus merasa diperhatikan termasuk dalam keadaan pandemi. Data jamaah itu harus ada pada pengurus masjid, bila perlu mintak KK-nya (Kartu keluarga) agar mudah memetakan jamaah, bagi jamaah yang sama-sama memiliki putra atau putri yang sudah mampu untuk berkeluarga bisa di jodohkan, artinya kaderisasi melalui pernikahan.
Sing sepuh Muhammadiyah gitu dulu (orang-orang tua Muhammadiyah seperti itu dulu) agar Muhammadiyah bisa sama-sama digerakkan suami istri. Masjid harus ada pengajian terjadwal, saya sudah berkunjung ke Masjid Muhammadiyah yang pengajian mencapai lebih kurang enam puluh kali sebulan, disini ada ngak? Tanya Jamaluddin. “Semua Indikator Cabang unggul berdaya saing itu perlu dan berkomitmen untuk menerapkan di cabang masing-masing ya pak,” pinta M. Jamaluddin mengakhiri.
PCM se-Pasbar sebagai peserta pertemuan itu merasa terbakar semangatnya dengan pencerahan dari ketua LPCR PP ini, waktu yang singkat berpacu dengan pendeknya waktu menjelang Maghrib, agar penjelasan tuntas, Jamaluddin membagikan makalahnya kepada peserta pertemuan melalui media sosial. Usai shalat Maghrib dilanjutkan dengan makan malam dalam suasana keakraban baik LPCR PP, PWM Sumbar, PDM Pasbar dan PCM se Pasbar.(ARDINAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar