Kopi Tanah Datar Kini dari Bengkulu dan Lampung - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

01 Desember 2021

Kopi Tanah Datar Kini dari Bengkulu dan Lampung

TANAH DATAR, potretkita.net - Dahulu, Kabupaten Tanah Datar terkenal sebagai penghasil kopi. Kini, biji kopi didatangkan dari daerah lain, lalu diolah masyarakat menjadi bubuk kopi. Ada sejumlah masalah yang dihadapi petani, sehingga kopi tidak lagi menjadi tanaman utama di perkebunan rakyat.

Seorang perempuan sedang marandang kopi di Nagari Koto Tuo.

‘’Selain permasalahan produksi, petani juga menghadapi masalah dalam hal penanganan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran,’’ kata Plh. Sekda Tanah Datar H. Edisusanto, Selasa (30/11), di Gedung Islamic Center, saat membacakan sambutan tertulis Bupati Eka Putra.

 

Edi mengatakan hal itu, pada kegiatan Workshop Kopi yang diikuti petani kopi, pelaku usaha kopi, dan pengusaha kafe di Sumatra Barat. Melalui pelatihan itu, diharap petani dan pengolah kopi dapat mengelola produk sesuai standar, berkualitas, dan bisa dijual ke pasaran dengan harga terbaik.

 

Menurut Edi, bupati berharap terjalinnya kerjasama saling menguntungkan antara petani, pengolah kopi, dan pengusaha kafe, dalam upaya memperpendek mata rantai pemasaran kopi, sehingga petani bisa mendapat margin harga yang lebih menguntungkan.

 

Terkait dengan pemasaran, bupati menyarankan dilakukan secara offline dan online. Untuk itu, imbuhnya, peranan petani milenial dalam pengembangan jaringan pemasaran yang memanfaatkan ilmu dan teknologi sangat diperlukan, sehingga produk kopi dapat dikenal lebih luas oleh berbagai kalangan.

 

‘’Saya juga berharap, kiranya penggiat kopi, pengusaha kafe, dan hotel yang ada di Tanah Datar, termasuk jajaran pemerintah daerah, menyuguhkan kopi yang berasal dari daerah kita sendiri. Ada banyak ragam kopi berkualitas, seperti Kopi Arabika Salimpaung, Tabek Patah, Pato, dan Pariangan,’’ tuturnya.

 

Selain kopi arabika, masyarakat Tanah Datar juga mengembangkan kopi jenis robusta, seperti ditemukan di Pincuran Tujuah, Guguak Malalo, Situmbuak, dan Tanjuangbarulak Kecamatan Tanjung Emas. Setiap nagari, imbuhnya, diharap memiliki produk kopi yang memiliki keunggulan komparatif, sehingga Tanah Datar bisa menjadi sentra baru kopi di Sumbar.

 

Untuk mewujudkan harapan itu, menurutnya, para petani kopi dan petugas dari instansi terkait, sepatutnya melakukan pemeliharaan maksimal terhadap tanaman kopi mereka. Bahkan, tegasnya, tanaman kopi yang sudah tidak produktif lagi bisa diremajakan.

 

‘’Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait diminta agar bersinergi dan berkolaborasi dalam memajukan usaha kopi, di antaranya Dinas Koperindag memfasilitasi kemasan dan pemasaran, Dinas Pariwisata melakukan promosi, dan Dinas Kominfo melakukan publikasi,’’ sebut bupati.

 

BACA JUGACoffee from Koto Tuo


Permintaan kopi, tegasnya, beberapa tahun ke depan akan terus meningkat, seiring dengan berkembangnya kegiatan pengolahan kopi, dan tumbuhnya kafe-kafe yang menawarkan minuman kopi dengan beragam variasi.

 

Dahulu, tegasnya, sebagian besar bahan baku untuk usaha pengolahan bubuk kopi berasal dari Tanah Data sendiri, kini bahan baku justru didatangkan dari daerah lain, seperti Bengkulu dan Lampung.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad