PASBAR, POTRETKITA.net - Nama Muhammadiyah pernah harum di Sasak, Kabupaten Pasaman Barat. Kiprahnya di tengah-tengah masyarakat terlihat hebat. Tapi kini? Ada beberapa masalah yang membutuhkan solusi segera.
Untuk mendapatkan informasi dan keterangan lengkap tentang kondisi Muhammadiyah saat ini, Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pasbar menurunkan tim ke cabang-cabang, salah satunya adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sasak Ranah Pasisie.Ketua LPCR PDM Pasbar Ardinan menjelaskan, sasaran pertama kegiatan turun ke bawah (turba) itu adalah PCM Sasak bersama Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) setempat. Program itu dilaksanakan pada 15 Juni 2022 lalu. Tim LPCR yang turun adalah Ardinan, Hendrian, dan Muji, serta Sekretaris Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Pasbar Masrida, didampingi Sekretaris PDM Pasbar Mizlan selaku koordinator pembina LPCR.
Tim disambut Wakil Ketua PCM Sasak Apri, Sekretaris Yondrizaldi, Ariswan, Pimpinan Cabang Aisyiyah Gusti beserta sejumlah pengurus lainnya. “Kita minta gambaran dulu tentang kondisi terkini Muhammadiyah dan Aisyiyah di Sasak, khususnya dari aspek keorganisasian, administrasi, dan kegiatannya,” sebut Ardinan.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Sekretaris Yondrizaldi, menurutnya, gerak Persyarikatan Muhammadiyah di pesisir barat Sumatera itu mulai kurang lancar. Ada sejumlah kendala dan permasalahan yang dihadapi.
“Beberapa tahun terakhir, gairah bermuhammadiyah warga mulai menurun. Pangkal masalahnya tentu perlu ditelusuri. Tapi paling tidak, kami saat ini merasakan ada beberapa hal yang harus dibenahi, di antaranya aspek organisasi dan administrasi,” kata Yondrizaldi yang merupakan salah seorang tokoh pendidikan di Sasak.
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) yang ada di Cabang Sasak Ranah Pasisie yang belum ada penetapan, menurutnya, merupakan masalah krusial yang harus diselesaikan segera. Masalah lain adalah kurangnya muballigh untuk pembinaan anggota Muhammadiyah, minimnya amal usaha, unsur pimpinan yang pindah domisili dan sudah tua.
Menurunnya gairah berorganisasi, juga dirasakan PCA Sasak. Kendati demikian, Aisyiyah tetap menggelar berbagai kegiatan seperti pengajian mingguan, penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan aksi-aksi sosial. Gusti yang akrab disapa Atai mengajak, keluarga besar Muhammadiyah, Aisyiyah, beserta organisasi otonomnya kembali bangkit.
Menyikapi persoalan itu, Ardinan beserta rombongan menawarkan berbagai solusi. Untuk masalah kekurangan muballigh, ucapnya, LPCR PCM Pasbar akan mengkomunikasikannya dengan Majlis Tabligh, terutama di Cabang Muhammadiyah terdekat seperti PCM Pasaman. Sementara untuk penataan administrasi, LPCR akan memberikan pendampingan dan menyediakan format/blanko yang diperlukan.
“Kami juga menyarankan, pimpinan beserta keluarga besar PCM Sasak memperlancar akses komunikasi, misalnya dengan mengaktifkan grup-grup media sosial, seperti WhatsApp dan lain-lain,” kata Ardinan, Kamis (16/6).
Terkait persoalan kepemimpinan, Mizlan menyarankan agar diajukan perpanjangan periode kepemimpinan, setelah dilakukan penyisipan pimpinan sesuai arahan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat. Perpanjangan itu, ujarnya, merupakan konsekuensi dari tertundanya pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 akibat pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini lebih dari dua tahun belakangan.(musriadi musanif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar