LAMONGAN, POTRETKITA.net - Adalah menjadi kebahagiaan bagi warga Muhammadiyah, ketika mereka berkesempatan melakukan jihad, menggerakkan persyarikatan, memberdayakan umat, dan mengibarkan panji-panji Islam yang bersandar pada Alquran dan Sunnah.
Cabang dan ranting Muhammadiyah yang bersebaran dari kota hingga ke pelosok desa, dari metropolitan hingga daerah terluar, merupakan hamparan ladang jihad bagi warga persyarikatan.Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, saat memberikan tausyiyah pada kegiatan tabligh akbar yang dilaksaakan di Kabupaten Lamongan. Haedar menyebut, setelah melihat perjuangan anak muda di cabang dan ranting Muhammadiyah Lamongan, dirinya u semakin yakin, perjuangan dakwah melalui Muhammadiyah adalah ladang jihad.
Menurut Haedar, dia melihat kegembiraan warga Muhammadiyah yang sulit dilukiskan. Semangat yang tercermin dari penjuru, imbuh Haedar, merupakan turunan dari cita-cita luhur yang ingin ditunaikan. Tidak peduli perjuangan dakwah di cabang dan ranting Muhammadiyah itu berat maupun ringan.
“Kita semua ingin hidup menang, jaya dan bahagia. Semua orang berkeinginan seperti itu, tapi konsep dan caranya yang berbeda-beda,” ungkapnya pada, Selasa (12/7) di acara Tabligh Akbar Pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sekaran, Lamongan, sebagaimana disiarkan melalui situs resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah; muhammadiyah.or.id, yang diakses pada Selasa (12/7) sore.
Kebahagiaan yang tentukan oleh Warga Muhammadiyah, ujarnya, tidak boleh hanya bersifat keduniaan, tapi harus sampai pada akhirat. Kebahagiaan tersebut salah satunya bisa digapai melalui melibatkan diri dengan Muhammadiyah. Dakwah melalui Muhammadiyah harus diyakini oleh warganya, bahwa ini jalan yang benar dan mendapatkan kegembiraan dunia dan akhirat.
Haedar mengajak, warga Muhammadiyah dalam berinfak, zakat dan shadaqah tentunya melalui Muhammadiyah, disertai dasar niat mutlak karena Allah SWT. Amal baik yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah harus dikolektifkan, sebab potensi yang dimiliki oleh jamaah tentu lebih besar dari pada individual. “Ber-Muhammadiyah harus dijadikan sebagai semangat berhijrah,” ucapnya
Berjihad di jalan dakwah Muhammadiyah harus dilakukan dengan gembira, baik itu dalam situasi yang berat maupun ringan, baik dengan harta maupun tenaga dan pikiran. Haedar tegaskan, bahwa siapapun yang berjuang di Muhammadiyah harus diniatkan untuk jihad di jalan Allah SWT, dan dibarengi dengan semangat hijrah.
Semangat tersebut harus sejalan dan menjadi mindset orang Muhammadiyah dari Pusat sampai Cabang dan Ranting. “Saya sampaikan terimakasih kepada cabang dan ranting, karena di sinilah wajah Muhammadiyah,” terangnya.
Di hadapan warga persyarikatan Muhammadiyah, Haedar ingatkan pentingnya ukhuwah dan persatuan. Jangan sampai ukhuwah hanya ringan diucapkan, tapi berat pada implementasi dan tindakan. Tali persaudaraan menurutnya bukan menyambung tali yang sudah tersambung, tapi menyambung tali yang terputus.
Persatuan tidak boleh hanya bersifat verbal, tapi juga harus tersambung sampai ke hati. "Kita rekat ukhuwah kita, kita rekat persatuan kita. Salah satu caranya dengan mengeliminasi bibit-bibit keretakan,” sambungnya.
Haedar menegaskan, ukhuwah, persatuan dan kolektifitas adalah ciri utama yang melekat di Muhammadiyah. Amal baik yang dikolektifkan akan menjadikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) menjadi semakin berkemajuan. Etos berkemajuan yang dimiliki bukan hanya milik Muhammadiyah yang berada di pusat, tapi juga di cabang dan ranting.(*/mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar