Hijrah dan Merdeka - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

14 Agustus 2022

Hijrah dan Merdeka

Oleh Dr. Suhardin, M. Pd

(Dosen UIC Jakarta dan BPH STKIPM Bogor) 



HIJRAH berasal dari bahasa Arab, hajara-yuhajiro-muhajaratan, artinya meninggalkan satu tempat berpindah ke tempat lain.


Ummat Islam di Makkah dalam perjuangan, beberapa kali melakukan hijrah dalam rangka melakukan suaka perjuangan, ke Habsyi yang dipimpin oleh raja Najasi menerima dan melindungi beberapa rombongan ummat Islam yang meminta perlindungan, raja menjaga keselamatan dan kemanan mereka di wilayah kekuasaannya.


Demikian juga Rasul mencoba untuk berhijrah ke Thaif tetapi mendapatkan resistensi yang luar biasa, Rasul berdoa semoga ada diantara masyarakat Thaif yang beriman kelak, sekarang mereka masih belum berpengetahuan. 


Hijrah selanjutnya adalah ke Yastrib, setelah terjadi Baiat Aqabah, beberapa orang Yastrib memeluk Islam dan mereka mengajak Rasul dan ummat Islam ke Yastrib. Yastrib masyarakat pluralitas, tetapi ada dua suku yang mengalami konflik sosial, suku Aus dan suku Kazraj, dengan datangnya ummat Islam sebagai bagian dari komunitas Yastrib, memberikan perubahan signifikan terhadap kemajuan masyarakat Yastrib sehingga menjadi Madinatul Munawwarah, kota yang bercahaya. Islam memberikan pencerahan, warna terang benderang terhadap kehidupan sosial, budaya, dan politik di negeri tersebut. 


Ummat Islam di Mekkah sebagai komunitas sosial baru mendapat tekanan yang luar biasa oleh rezim yang berkuasa. Mereka mengalami pemboikotan, tidak ada  transaksi sosial ekonomi antara komunitas Islam dengan komunitas kafir, keluarga yang menyatakan muslim tidak mendapatkan warisan dari keluarga, termasuk dalam hal ini Ali bin Abi Thalib.


Ummat Islam dimarginalisasi dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Personal ummat Islam yang bagian dari keluarga kaum kafirun mengalami intimidasi personal, penyiksaan dan kekerasan fisik. Pilihan strategis bagi ummat Islam adalah meminta suaka politik kepada beberapa negara tetangga. 


Uluran tangan masyarakat Yastrib sangat menjanjikan kelangsungan dakwah Islam, maka ummat Islam melakukan strategi hijrah dengan jalan sembunyi-sembunyi dari berbagai keluarga, dengan meninggalkan karib kerabat kafir dan segenap harta bendanya di Makkah, demi keyakinan yang dalam dan kuat terhadap Allah dan Rasul-Nya.


Hijrah terang-terangan dilakukan oleh Umar bin khattab, beliau umumkan secara terbuka bahwa Umar bin Khattab hijrah ke Madinah, siapa yang berani menghalangi silahkan berhadapan. Rasulullah bersama Abu Bakar juga melakukan hijrah dengan sembunyi-sembunyi yang penuh dengan kisah heroik, menarik dan syarat teologis.


Bulan Agustus bulan syukuran bagi bangsa Indonesia, memperingati hari Kemerdekaan. Bangsa Indonesia menyatakan secara tegas dan jelas bahwa mendirikan sebuah negara yang bernama Indonesia, membebaskan diri dari penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusian dan perikeadilan.


Penjajah membawa misi untuk melakukan eksploitasi bangsa jajahannya untuk kepentingan usaha dan bangsanya serta menjalankan misinya. Beratus tahun kepulauan nusantara dieksploitasi oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang raksasa yang berbendera Belanda mengeruk berbagai kekayaan bumi kepulauan nusantara (sebelum Indonesia).


Kesuksesan company, diikuti oleh kebijakan negara Belanda, sehingga kepulauan nusantara bagian dari jajahan negara Belanda. Belanda sebagai negara resmi menjadikan kepulauan nusantara bagian dari imperiumnya, yang dikenal imperialis Belanda. Kekayaan alam dikeruk dan dibawa ke negeri penjajah untuk kepentingan kesejahteraan negara penjajah. 


Di tengah kemerdekaan sebuah negara, tetap saja ada ketergantungan, hal ini lumrah sebagai bagian dari anggota masyarakat dunia. Tidak ada negara yang benar-benar lepas dari ketergantungan dengan negara lainnya, inilah bentuk nyata dari pergaulan antar negara.


Kita harus terlibat dalam percaturan global. Tetapi permasalahannya, ketergantungan itu membuat kita tertekan tidak bisa berkutik, harus mengikuti perintah dan kehendak penekan inilah yang mendatangkan penjajahan baru di era baru. 


Spirit hijrah melakukan perpindahan, dengan segenap interospeksi yang holistik, komprehensif, sehingga memahami diri, langkah, strategi dan kebijakan yang efektif untuk diperankan dalam menggapai kejayaan.


Ummat Islam berangkat dari komunitas kecil, berbaur dengan kekuatan pluralis madinah, dapat membangun sebuah peradaban besar dan spektakuler, melakukan pencerahan, membangun kekuatan sosial, politik, budaya dan membebaskan masyarakat yang mengalami penindasan regim, sehingga menjadi kekuatan besar, mengalahkan imperium Romawi dan Persia. 


Kekuatan utama itu adalah kebenaran, berwujud moral, etik dan etos, dalam Islam dikenal dengan Akhlaq. Akhlak manifestasi sikap, perilaku personal dari buah keyakinan terhadap khaliq yang menciptakan diri dan alam semesta.


Keyakinan yang dalam dan kuat terhadap khalik membuat diri berhubungan baik dengan makhluk yang telah diciptakan oleh khalik tersebut, agar terpelihara kelestarian dan keharmonisan ciptaan Allah tersebut. Kekuatan akhlak inilah mengantarkan ummat Islam untuk berbuat, beramal shaleh dan membuahkan kebaikan utama yang dicontoh, ditauladani manusia yang belum beriman, sehingga ia tertarik dan beriman kepada Allah SWT. 


Bangsa Indonesia mayoritas Islam, tetapi belum optimal dalam mengamalkan Islam dalam wujud ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, budaya dan adab, masih terbatas pada ritualistik dan mistis, sehingga budaya dan adab dipegang oleh yang tidak berislam.


Ummat Islam dicekokin dan tergantung kepada segelintir komunitas yang memegang tampuk peradaban. Mereka memegang kekuatan ekonomi, mereka memegang kekuatan hukum, mereka memegang kekuatan teknologi, mereka memegang kekuatan informasi dan digitalisasi. 


Perayaan kemerdekaan yang sejalan dengan bulan Muharram perlu dihayati untuk memadukan spirit hijrah pada kemerdekaan. Merdeka berupaya untuk membebaskan diri dari belenggu keterjajahan dan berupaya untuk berdaulat, berkuasa penuh untuk menentukan arah kebijakan negara menuju kemandirian dan indepedensi. Independensi yang rendah akan meningkatkan dependensi (ketergantungan). 

Ketergantungan akan membuat sebuah negara menipisnya kedaulatan. Berkurangnya kedaulatan sebuah negara akan menjadikan negara bersangkutan menjadi masuk dalam zona keterjajahan. Semoga di momentum strategis ini kita dan para pemimpin negeri ini berintrospeksi diri untuk berhijrah kepada kedaulatan akhlaq.


Akhlaq mulia dalam wujud etis, moral, etos membuat sebuah bangsa maju dan jaya. Kedaulatan akhlak menjunjung tinggi kebenaran, dalam bingkai ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, yang dapat memberikan pengaruh terhadap bangsa lain. Tetapi bangsa yang berakhlak buruk, moralitas jelek, etos rendah akan tetap menggantungkan diri kepada bangsa yang berperadaban tinggi. Wallahualam.***

2 komentar:

  1. Mantap. Admin mungkin bisa adakan acara tatap muka dg menghadirkan jamaah.

    BalasHapus
  2. Semoga beliau berkesempatan berkunjung ke Pasaman Barat, sehingga bisa bertemu jamaah dan warga Muhammadiyah, misalnya agenda LDK PP di Maligi atau Poros Ranah Penantian...

    BalasHapus

Post Top Ad