Prosesi pengukuhan pendirian lembaga dan
pelantikan pengurus itu, dilaksanakan di Masjid Nurul Hidayah Jorong Lekok
Batugadang, Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti.
Turut dihadiri Wakil Ketua Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) Provinsi Sumatera Barat Dr. Bakhtiar, Ketua Lembaga
Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM Sumbar Ki Jal Atri Tanjung, MH, Sekretaris LPCR PWM Sumbar Al Imran Yunus dan
Wakil Sekretaris H. Akhyar, pemuka masyarakat setempat, anggota kelompok tani
binaan Muhammadiyah, jamaah masjid, dan mahasiswa Unes-AAI Padang yang sedang melaksanakan
program KKN di nagari itu.
Pengurus yang dilantik itu terdiri dari
Ketua Fauzan Zul Astri, SE; Wakil Ketua Usra Berlian, S.Hum; Sekretaris Adrizalman,
S.Psi; Wakil Sekretaris Rusdi, S.Hut; dan Bendahara Tri Septi Suryaningsih, SE;
dan para pembina yang terdiri dari Dr. Bakhtiar,
Afrizal Harun, S.Ag., dan Sepris Yonaldi, MM.
Sedangkan Badan Pengawas diketuai langsung
oleh Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sungai Nanam Syarif Usman, dan
anggota-anggota Siti Nurhaliza dan Doni Putra.
Afrizal yang juga merupakan ketua Majlis
Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Solok itu, dalam arahannya sesaat menjelang
melantik pengurus mengatakan, sebagai bagian dari sistem manajemen
Persyarikatan Muhammadiyah, para pengurus diharap menunaikan tugas kepemimpinan
dengan baik dan mencintai amanah yang diberikan.
“Kalau sudah berniat baik dan mencintai
amanah, maka tugas yang diemban pasti akan mendapatkan pertolongan Allah dan dimudahkan
dalam melaksanakannya. Koperasi syariah yang beranggotakan kelompok tani binaan
Muhammadiyah ini, diyakini akan berkembang dengan baik, bila manajemennya sudah
benar,” katanya.
BACA PULA : Hubungan Baik Mampu Menjaga Suatu Negeri dari Malapetaka
Afrizal mengingatkan, sebagai sokoguru perekonomian
nasional yang berbasis rakyat, koperasi tidak lagi menjadi hal asing bagi
masyarakat Minangkabau, karena terlahir dari sistem yang sudah hidup dan
berkembang dalam tatanan budaya masyarakat. Pertama kali, sebutnya, koperasi
didirikan oleh Dr. Muhammad Hatta, yang merupakan proklamator RI dan berasal
dari keturunan Minangkabau.
“Pertama kali koperasi didirikan orang
Minang, berkembang di Minang, dan meluas jadi program nasional. koperasi adalah
bentuk kerjasama ekonomi, khususnya tolong menolong, sehingga yang berekonomi
lemah jadi berdaya, menentang kesenjangan ekonomi. Ini merupakan wujud semangat
kebersamaan, bukan semangat perseorangan,” katanya.
Bakhtiar yang merupakan putra Nagari Sungai
Nanam dalam sambutannya menjelaskan, koperasi syariah ini merupakan kelanjutan dari
program kerja kelompok tani dan gabungan
kelompok tani binaan Muhammadiyah setempat. Menariknya, kata dia, anggota keltan
dan gapoktan itu mayoritas adalah generasi muda atau kaum milenial.
“Sudah ada tiga kelompok tani (keltan) yang
tergabung dalam Kelompok Tani At-Tanwir dengan total anggota 120 orang. Mulanya,
koperasi ini beranggotakan 40 orang, lalu berkembang dengan mengikutsertakan
seluruh anggota keltan. Diharap ke depan akan terus bertambah anggotanya,” ujar
dosen UIN Imam Bonjol itu.
Pada kesempatan yang sama, Ki Jal yang
tampil menjadi narasumber pada kegiatan tabligh akbar di masjid setempat
menegaskan, sesama umat Islam harus saling memberi spirit, semangat baru
membangun hubungan baik dengan Allah dan dengan manusia.
“Inilah yang menjaga manusia dari bencana dan malapetaka yang akan merusak suatu negeri. Hati yang tidak sehat akan terobati ketika kita berada di masjid, karena di masjid kita saling mendoakan. Umat Islam harus waspada juga, karena akan banyak rintangan di masa mendatang,” katanya.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar