Janda dan Duda - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

09 Agustus 2022

Janda dan Duda

Oleh Dr. Suhardin, S Ag., M Pd.

(Dosen Universitas Ibnu Chaldun Jakarta)


DALAM hari raya anak yatim tanggal 10 Muharram, masyarakat lebih fokus untuk menyantuni anak-anak yatim, padahal ibu dan bapaknya lebih menderita. Anak yang ditinggal oleh orang tua laki-laki akibat kematian, dipelihara oleh ibunya dengan status janda.



Demikian sebaliknya, anak yang ditinggal oleh orang tua perempuan akibat meninggal, dipelihara oleh bapaknya dengan status duda. Tetapi ada juga anak akibat korban perceraian antara bapak dan ibu, biasanya berlabuh dipengadilan, kalau mereka punya harta cukup banyak, tetapi kalau harta bendanya pas-pasan, anak menderita dan tidak jelas pengasuhan, tetapi status ibu dan bapak resmi janda dan duda, untuk menunggu pasangan baru. 


Janda dan duda yang tengah mengasuh anak yatim atau piatu ini perlu sangat diperhatikan dalam beberapa hal, pertama, terkait kebutuhan keluarga, termasuk dalam hal ini kebutuhan untuk anak, akomodasi dan konsumsi harian.


Anak yang ditinggal bapak dan ditinggal ibu, penderitaannya tetap sama. Anak dalam kondisi turbulence mentality, psikologis anak guncang, karena ditinggal oleh orang yang memperhatikan dan mempertanggungjawabkan segala kebutuhannya.


Demikian juga sang ibu dan sang bapak yang tengah memelihara anak, tengah mengalami kegalauan, ditinggal oleh sang istri tercinta dan suami tersayang. Apalagi keluarga yang pas-pasan secara finansial, pasti mengalami keguncangan chasflow keluarga, apalagi berada di tengah masyarakat yang banyak tuntutan untuk banyak upacara, pengajian, yasinan, tahlilan dan berbagai upacara lain.  


Kedua, pendampingan keluarga, keluarga yang tengah mengalami permasalahan keluarga tersebut dibutuhkan pendampingan untuk pengasuhan dan pendidikan anak yang tengah dirundung malang tersebut.


Sekalipun keluarga kaya raya, banyak harta, mendapatkan musibah kehilangan keluarga, tetap mengalami permasalahan tersendiri, keluarga mengalami duka dan berkabung, karena ditinggal oleh orang yang dicinta. Masyarakat sekitar rumah duka, terutama tetangga sangat dibutuhkan kepedulian untuk berbagi dan memperhatikan pendidikan anak dan pemenuhan kebutuhan keluarga tersebut. 


Ketiga, bagi keluarga yang tidak berpunya, sangat dibutuhkan uluran tangan, perhatian, kepedulian yang tinggi dari tetangga dan keluarga, untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum di dalam rumah. Banyak deraian tangis ibuk dan bapak yang ditinggal oleh pasangannya adalah akibat derita yang tengah dialaminya, terutama derita keuangan rumah tangga. 


Keempat, anak yang ada di tengah rumah keluarga yang kurang mampu diharapkan cepat diambil untuk dipastikan bahwa layanan pendidikan terhadap anak tidak berhenti di tengah jalan. Secepatnya diambil jadi bagian dari keluarga kita yang jadi tetangganya atau yang jadi anggota keluarga besarnya.


Lembaga kesejahteraan sosial atau panti asuhan dibutuhkan peran aktif dalam hal ini, bukan hanya menunggu di kantor, tetapi memperhatikan anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan dan pendampingan.     


Namun permasalahan duda dan janda banyak juga yang tidak disebabkan meninggal, tetapi rumah tangga yang mengalami perceraian, akibat tidak ada lagi harmonisasi dalam keluarga. Tidak ada persamaan visi antara suami istri dalam melangsungkan keluarga, diantara ketidak haromisan tersebut disebabkan, pertama, suami atau istri tidak merasa diperhatikan, suami atau istri terlalu sibuk dengan kegiatan di luar rumah, muncul kecurigaan terhadap aktifitas suami atau istri.


Kedua, memang ada orang ketiga dalam hubungan suami istri, bisa jadi suami berpaling ke lain hati, atau istri berpaling ke pria lain, sehingga membuat keretakan hubungan antara suami dan istri. Ketiga, suami atau istri tidak sesuai dengan ekspektasi awal, istri kecewa dengan suami karena bayangan awal tentang suaminya tidak sesuai dengan kenyataan tatkala sudah bersama.


Demikian juga suami terhadap istrinya, bayangan awal istrinya tidak sesuai dengan kenyataan. Di sinilah sebenarnya dibutuhkan komunikasi interpersonal yang jujur, authentic, apa adanya, jangan ada kebohongan dalam menyampaikan segala sesuatu.     


Keempat, terjadi keguncangan ekonomi. Keluarga yang berawal dari berada, jatuh dalam ketiadaan akan mengalami keguncangan yang luar biasa. Banyak istri melakukan gugatan cerai tatkala suaminya bangkrut usaha, turun jabatan.


Tetapi juga sebaliknya, keluarga yang apa adanya dan seadanya, tatkala mengalami mobilitas vertikal, mendapatkan jabatan strategis, mengalami oportunity dibidang usaha, menjadi kaya dalam waktu yang tidak terlalu lama, juga menghadapi permasalahan tersendiri di tengah keluarga.


Suami merasa malu membawa istri berhadapan dengan rekan kerja, terpaksa mengajak teman perempuan lain untuk acara-acara tertentu, karena menganggap istrinya tidak layak diajak. Demikian juga istri yang mendapat jabatan strategis, merasa malu punya suami, punya keinginan mengganti suami dengan yang sepadan. 


Kelima, terlalu asyik dan banyak waktu berada di luar rumah, kurang perhatian dengan kegiatan di rumah tangga. Lebih banyak waktu bersama sekretaris yang berdandan menor, sementara istri di rumah tidak di entertaint dengan baik, sehingga pada akhirnya, tergoda dengan yang tidak haknya. 

Demikian juga wanita yang jadi bos, banyak waktu dan kegiatan untuk senam, perawatan, sehingga tidak nyaman lagi bersama suami, tergoda dengan anak-anak muda yang dikenal dengan brownis (berondong manis), terlibat dalam pergaulan terlarang, akhirnya keluarga hancur berantakan.  


Peran strategis parenting, pembinaan keluarga sakinah sangat dibutuhkan dalam dunia kerja dan karier sekarang ini. Ibu dan bapak perlu dilakukan pendampingan agar jangan terjebak oleh patamorgana dunia. Bahwa pernikahan adalah janji suci yang dilakukan oleh suami istri perlu dijaga sampai mati. Perceraian adalah kerja halal yang sangat dibenci oleh Allah SWT. 


Keluarga diperhatikan dengan seksama, karena keluarga habitat utama, dan rumah adalah surga di dunia. Suami dan istri perlu menjaga komunikasi interpersonal yang benar, authentic, transparan, jauhi kebohongan dan pengkianatan.


Banyak godaan dalam tempat kerja, tetapi ingat semua itu adalah tipu daya syetan, istri dan suami adalah pilihan terbaik yang sudah berjuang untuk anak dan keluarga masing-masing perlu dikuatkan dan dipertahankan sekuat-kuatnya. Pihak ketiga jelaslah syetan yang berwujud manusia, menggoda dan menjanjikan yang manis-manis tetapi pada akhirnya adalah meracuni kehidupan dan menghancurkan keluarga. 


Perselingkuhan dan perzinaan mengakibatkan berbagai banyak malapetaka, diantaramnya, pertama, kebohongan yang terstruktur masif dan sistemik. Kebohongan menggumpal dan pada akhirnya terkuak yang dapat mengakibatkan berantakan keluarga, jika ia pejabat yang memegang struktur jabatan tertentu akan menggucang institusi, mengusik perhatian publik, dan merusak sendi-sendi kehidupan bernegara. 


Kedua, merusak keluarga dan kehormatan keluarga. Betapa banyak pengusaha sukses, bangkrut akibat perilaku perzinaan yang di kerjakan. Pejabat tinggi dan berkarier bagus, berantakan dan jatuh secara tidak terhormat, akibat berselingkuh, berzina dan mempunyai istri simpanan.


Ketiga, banyak terjadi pembunuhan, pembantaian, akibat berawal dari perilaku perzinaan, perselingkuhan, dan istri simpanan serta lelaki simpanan. Untuk menutupi aib, terpaksa melakukan pembantaian, pembunuhan, sekalipun pada akhirnya terkuak juga ke permukaan. Manusia berencana, Allah berencana, rencana Allah lah yang paling tepat dan benar. 


Keempat, rusaknya turunan dan hancurnya hubungan silaturahmi akibat perbuatan perzinaan tersebut. Betapa banyak anak yang tidak mempunyai bapak yang legal, akhirnya hidup dalam ketidak pastian, tidak punya hak sipil, padahal anak tidak berdosa, tetapi mengalami penderitaan akibat ulah ibu dan bapaknya. Banyak keluarga tidak bisa menerima perempuan pelakor, termasuk anak dari hasil hubungan gelap tersebut. Anak yang tak punya masalah, tetapi dipermasalahkan oleh keluarga. 


Keluarga sakinah benteng utama dalam menghambat laju pertumbuhan janda dan duda. Janda dan duda akibat meninggal, memang takdir yang tidak dapat dipungkiri, dibutuhkan kesiapsiagaan sosial untuk melakukan pemberdayaan dan pendayagunakan secara terprogram dan terukur, tetapi janda akibat kenakalan, akan mendapatkan malapetaka dan derita kehidupan sosial. Nashrun minallah wa fathun qarib.***

1 komentar:

  1. Mencari pasangan bergantung dari lirikan. Jika lirikannya salah sasaran makaa yang terjadi setelah lirikan adalah kekaguman dan berakhir pada tahap rasa kepemilikan. Lirikan kekaguman kepemilikan berdasarkan hasrat saja inilah yang menjadi penyebab jauhnya dari istilah samawa (sakinah mawaddah warohmah), krn proses lirikan kekaguman dan kepemilikan tidak melibatkan ilmu, ikhtiar dan konsep taqdir. Tp jika lirikan kekaguman dan kepemilikan berdasarkan akal (persatuan logika dan jiwa), makaa sikap-sikap yang mendekati oada status janda duda khususnya akan bisa dihindari. Hati-hati dalam lirikan pertama... hee

    BalasHapus

Post Top Ad