JAKARTA, POTRETKITA.net - Berdasarkan pemodelan yang dilakukan tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempabumi signifikan yang mengguncang perairan barat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pagi ini tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," jelas Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, sebagaimana dirilis pada InaTEWS laman resmi BMKG.
Daryono menjelaskan, gempa bumi itu memiliki parameter update Magnitudo 6,2 (sebelumnya disebut M6,4). Terjadai pada Hari Sabtu 24 September 2022 pukul 03.52.59 WIB wilayah Pantai Selatan Kota Meulaboh. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,2.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3,75 derajat LU ; 95,97 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 44 Km arah Selatan Kota Meulaboh, Aceh pada kedalaman 53 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal, akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," katanya.
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan daerah Meulaboh, Aceh Selatan, dan Nagan Raya dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), di daerah Aceh Besar, Banda Aceh, Takengon, Bener Meriah, dan Simeulue dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Pidie, Idi, Bireun, Langsa dan Aceh Tamiang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Menurutnya, hingga pukul 04.38 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Daryono juga menekankan agar warga memastikan informasi resmi, hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.(mus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar