Media Punya Peran Strategis dalam Pengawasan Pemilu - Potret Kita | Ini Beda

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

16 November 2022

Media Punya Peran Strategis dalam Pengawasan Pemilu

TANAH DATAR, potretkita.net - Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kini sedang memahami tahapan krusial. Untuk itu dibutuhkan dukungan dan partisipasi semua pihak.


"Tataran awal tahapan verifikasi ini sangat urgen, inilah fase krusial bagi peserta pemilu dengan tingkat dinamika yang tinggi, dengan sengketa yang tinggi pula. Ini sangat luar biasa diekspos media," ujar Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatera Barat Alni, Selasa (15/11), di Batusangkar.


Alni mengatakan hal itu, saat memberi sambutan pada kegiatan Pelatihan Jurnalis untuk Informasi Pemilu 2024 yang Sehat, Berimbang, dan Inklusif. Kegiatan itu dilaksanakan atas kerjasama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang, Asosiasi Media Siber Indonesia (ASI) Sumbar, dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).


Menurutnya, salah satu cara untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan penegakan hukum pemilu adalah melalui publikasi oleh media massa. Itu pulalah sebabnya, pada penyelenggaraan Pemilu 2024 ini, Bawaslu bekerjasama dengan banyak institusi media, baik dalam kapasitasnya sebagai jurnalis maupun jajaran redaksi.


Ketua AJI Padang Aidil Ikhlas pun takmegingkari, dinamika sajian informasi pada pelaksanaan Pemilu 2024 semakin tinggi. Jauh lebih tinggi dari Pemilu 2019 lalu, apalagi bila dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelum itu.


Apa yang membuat dinamikanya demikian tinggi? Kini sudah zaman digital. Media sosial (medsos) berkembang begitu pesat, memasuki semua kini kehidupan.


Dengan media bebasis jaringan internet itu, ujarnya, semua orang bisa terlibat menyebarluaskan informasi, terlepas dari apakah informasinya terverifikasi atau tidak, memenuhi standar informasi untuk massa atau tidak. Hampir semua orang menjadi jurnalis untuk diri sendirinya, yang memproduksi informasi untuk orang banyak.


"Di sinilah masalahnya. Dari banyak temuan, sajian informasi di medsos itu sering bermuatan misinformasi dan hoaks. Datanya terkadang tidak memadai, sehingga cenderung tersaji sepotong-potong yang muaranya adalah kekeliruan memahami dan menyikapinya. Medsos jadi tempat empuk dan strategis dalam menyebar hoaks atau kabar bohong," kata Aidil.


Menurut Aidil, agar tampil sebagai pioner sebagai penyaji informasi untuk publik, terutama untuk sajian berita-berita pemilu, jurnalis memang harus senantiasa meng-ugdate informasi terus-menerus, agar dapa membuka cakrawala baru, terutama terkait dengan hak-hak demokasi rakyat.


Selain karena serbuan informasi yang demikian gencar melalui medsos, AJI Padang juga tidak menafikan, ada pula media dan jurnalis yang gagal bersikap independen dalam pemberitaan pemilu.


"Ada juga jurnalis yang jadi calon anggota legislatif atau tim sukses peserta pemilu. Ini menadi sangat rawan dalam menegakkan independensi jurnalis dalam meliput pemilu," tegasnya.


Hal yang sangat miris, sebagaimana terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya, ada pula jurnalis yang turut menyuarakan suara pecah belah melalui medsos. Di medsos itu pula, sesama jurnalis 'bertengkar' terkait jagoan masing-msing. Ikut menyebarkan hoaks dan terlibat share-share yang tidak terverifikasi.


Padahal dalam pemilu, ujarnya, verifikasi informasi dan penyebarluasannya melalui media massa, haruslah dilakukan secara berlapis dan standar kerja yang ketat.


Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Austyati dalam sambutannya menegaskan, pihaknya berkomitmen dalam mewujudkan pemilu yang benar-benar demokratis, di mana hak-hak rakyat dan peserta pemilu tertunaikan dengan benar.


Untuk itu, katanya, dibutuhkan sajian informasi yang benar dan mencerdaskan. Jurnalis selaku ujung tombak sajian informasi berkualitas itu, ujar Khoirunnisa, perlu mendapatkan pembekalan yang cukup, sehingga mereka benar-benar menguasai semua persoalan terkait pemilu dan demokrasi itu.


"Pemberitaan pemilu selama ini baru fokus pada kompetisinya. Padahal pemberitaan itu perlu di semua tahapan. Media diperlukan untuk menghadirkan pemilu sehat, berimbang dan inklusif, khususnya Pemilu 2024 yang segera kita hadapi," katanya.


Menurutnya, dalam konteks inilah penting dilaksanakan pelatihan khusus bagi jurnalis. Kegiatan dilaksanakan pada 15-17 November 2022 dengan beragam materi, disajikan narasumber kompeten, pakar, dan praktisi.(musriadi musanif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad